AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
Hujan menanti hujan
Mentari menunggu kelam
Siang sebatas angin menyapa
Malam sebatas bulan merenung
Pagi setetes embun beku
Aku bersuara melirih
Menyebut lantang
Dalam aroma bisu
0

Andai OtakMU = OtakKu

Hari-hari berlalu begitu saja cepat ibarat angin tak menampakkan jejak. Aku selalu berfikir andaikan isi otak ku sama dengan otak mereka yang ada disekitarku. Berfikir seperti aku. Tapi itu tidak akan pernah terjadi.
Aku masih percaya isi otak ku. Aku berbeda dengan mereka.
0

JARINGAN

Jaringan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Jaringan, lihat Jaringan komputer.

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Jaringan hewan (termasuk manusia)
* 2 Jaringan tumbuhan
o 2.1 Jaringan meristematik
o 2.2 Jaringan permanen

[sunting] Jaringan hewan (termasuk manusia)

Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda: jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.

* Jaringan epitelium.

Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Fungsi jaringan epitelium yakni:
a. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan
b. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
c. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
d. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
e. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya
f. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar
g. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan
h. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan
g. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat jika tubuh kepanasan

* Jaringan pengikat.

Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.

* Jaringan otot.

Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.

* Jaringan saraf.

adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.

* Jaringan penyokong

adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan menguatkan bentuk tubuh

[sunting] Jaringan tumbuhan

Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan. Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak secara aktif sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel baru terbentuk untuk berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya sel-sel yang mati, yang menjadi pasif karena berperan sebagai sel-sel penyimpan cadangan energi (misalnya pada buah atau umbi) atau metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan baru karena tumbuhan selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan tahunan. Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi khusus disebut jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah mantap dengan fungsinya disebut jaringan tetap/permanen.
[sunting] Jaringan meristematik

Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-titik tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus maupun kambium pembuluh, disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal tangkai daun (meristem antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem ujung, mudah diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro. Dalam jargon kultur jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik ("dapat membentuk embrio"). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada bagian tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa fitohormon, biasanya auksin dan sitokinin, akan memicu terbentuknya sel-sel meristem yang membentuk semacam jaringan tidak terdiferensiasi yang disebut kalus.
[sunting] Jaringan permanen

Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).

Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat dilindungi oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula. Dapat juga ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya berbentuk segi empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen. Namun demikian, epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup atau sel penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang atau rambut daun/batang), duri, serta rambut kelenjar.

Jaringan pengangkut dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Gymnospermae memiliki jaringan trakeida, serabut trakeida, dan parenkim kayu sebagai penyusun xilem. Angiospermae memiliki tambahan jaringan trakea selain jaringan yang dimiliki Gymnospermae. Floem (pembuluh tapis) tersusun dari jaringan buluh tapis dan sel-sel pengiring.

Jaringan dasar menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan (biomassa). Kelompok jaringan ini memiliki banyak fungsi tergantung tempat ia berada. Seringkali ia mengisi bagian terbesar dari suatu organ, menyusun daging buah, kulit batang, isi umbi atau rimpang yang menyimpan pati atau metabolit sekunder tertentu (seperti alkaloid dan terpenoid). Jaringan ini juga dapat mengalami kematian dengan mengosongkan isi sel-selnya untuk membentuk struktur berongga (aerenkim) seperti ruang dalam gelembung pada tangkai daun eceng gondok atau rongga dalam buluh bambu
0

GAMETOGENESIS

BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar belakang
Gamet merupakan produk akhir dari gametogenesis yang berlangsung di dalam gonad (testis atau ovarium). Gamet yang merupakan spermatogenesis disebut sperma, sedangkan gamet yang mereupakan produk dari oogenesis disebut ovum. Gamet berfungsi sebagai pembawa informasi genetic dari kedua parental kepada keturunannya. Gamet jantan disebut spermatozoid dan gamet betina yaitu sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus. Spermatosit vertebrata terdiri atlas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang merupakan flagel yang panjang.
Spermatogenesisi berlangsung di dalam testis, tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatic berupa sel-sel sertoli dan sel germa. Proses dari pembentukan sel kelamin atau yang biasa disebut gametogenesis ini melibatkan dua tipe pembentukan gamet yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Dimana spermatogenesis (pada hewan jantan) berlangsung pada gonad(testis) dan hasilnya adalah sperma, sedangkan oogenesis (pada hewan betina) berlangsung pada gonad(ovarium) dan hasilnya adalah ovum.
Pada pelaksanaan praktikum mengenai Gametogenesis, kami melakukan pengamatan terhadap preparat histologist testis dan ovarium mencit. Disini kami mengamati mengamati struktur morfologi tubulus seminiferus beserta sel-seel sperma dan folikel telur yang berkembang pada preparat ovarium mencit , hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan proses spermatogenesis dan oogenesis.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologis.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah membandingkan proses pembentukan sel kelamin pada hewan jantan dan betina.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gamet dihasilkan dalam gonad. Gamet jantan spermatozom dihasilkan dalam gonad jantan, disebut testis. Gamet betina ovum dihasilkan dalam gonad betina, disebut ovarium. Tahap perbanyakan (polifrasi) berlangsung secara mitosis berulang-ulang. Gametagonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Gametogonium ini akan tumbuh, menjadi gametosit I. Gametosit I akan mengalami tahap pematangan, berlangsung secra miosis. Akhir miosis I membentuk gametosit II, perubahan berbentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).
Gametogenesis dikontrol oleh hormon yang digetahkan tiga organ berikut: hipotalamus, hipofisa, dan gonad. Hipotalamus adalah bagian dasar otak yang berada di atas hipofisa. Kelenjar ini mengontrol pekerjaan gonad lewat pengontrolan hipofisa. Hipofisa menghasilkan hormon gonadotropin, yang bekerja mengontrol pekerjaan gonad. Selain menghasilkan gamet, gonad juga menghasilkan hormon kelamin: testosteron pada jantan, estrogen pada betina (Yatim, 2001).
Sperma terbentuk melalui serangkaian pembelahan meosis dalam saluran sperma (spermatic tubule) yang sangat panajang tapi tersusun dalam kumparan yang ekstensif. Sel intertisial yang tersebar dalam saluran testis, terus-menerus mensekresikan testosterone, androgen utama pada laki-laki. Androgen disintesis dan disekresikan pada laju yang tinggi setelah pubertas, saat terjadinya kematangan seksual (Fried, 2005).
Menurut Adnan (2008), spermatogenesis berlangsung didalam testis. Tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses ini berlangsung mulai dari dinding tepi sampai lumen tubulus seminiferus yang tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatik berupa sel sertoli dan sel germa. Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut :
1. Spermatogonium : Ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet didekat/melekat membran basalis.
2. Spermatosit I : Ukuran paling besar, bentuk ulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membran basalis.
3. Spermatosit II : Ukuran agak kecil (½ x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang pignotis, letak didekat lumen.
5. Spermatozoid : Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat didalam lumen.
Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini yaitu sebuah sel bundar dengan sebagian besar protoplasma merupakan gamet dewas dengan sejumlah kromosom haploid . suatu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang rumit, tetapi bukan merupakan pembelahan sel, mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsiolnal (Ville, 1984).
Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu tostesteron. Tostesteron disintesis oleh sel-sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Tostesteron berdifusi ke dalam tubulus seminiferus, ia merangsang spermatogenesis.produksi testosterone oleh sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu Luiteinizing hormone (LH) sering pula dinamakan Inteticial Cell Simulating Hormone (ICSH) (Adnan, 2008).
Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, selama pembelahan miosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain miosis, yaitu sel yang lebih kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, ketika keempat produk miosis I dan II berkembang menjadi sperma yang dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode “istirahat” yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis yang menghasilkan sperma dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak berhenti (Campbell, 2004).
Dalam tahap pertama perkembangan folikel terjadilah folikel primer yang berasal dari satu sel epitel benih yang membelah diri. Sel yang nantinya aka menjadi ovum (telur) berada di tengah-tengah dikelilingi oleh sel-sel kecil hasil pembelahan tadi. Sel-sel kecil ini merupakan lapisan sel yang tebal yang disebut membrane granulose. Folikel perimer ini kebanyakan berada langsung di bawah kulit ovarium yang tipis sekali dan disebut tunika albuginea. Folikel primer ini dapat dibedakan dari folikel sekunder dari letaknya dan membrane yang membungkus ovumnya. Folikel primer terletak dekat atau melekat pada permukaan ovarium dan ovanya tidak terbungkus oleh membrane viteline (Partodiharjo, 1987).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu / 18 November 2008
Waktu : Pukul 09.10 s.d. 11.40 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM,
Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop cahaya
2. Bahan
a. Preparat histologi testis
b. Ovarium mencit (Mus musculus).
C. Prosedur Kerja
1. Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
2. Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya. Menggambar pula sel-sel intertisial (sel Leydig) yang terdapat di ruang antar tubulus.
3. Mengamati preparat ovarium dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
Dalam praktikum ini kita akan mengamati prose pembentukan gamet atau yaitu spermatogenesis pada hewan jantandengan mengamati preparat histologist testis dan oogenesis pada hewan betina dengan mengamati preparat awetan ovarium.
1. Testis mencit (Mus musculus)
Pengamatan terhadap preparat histologi testi mencit, dapat kita amati bagian-bagiannya yaitu tubulus seminiferus. Dimana pada bagian tubulus seminiferus tersebut dapat diamati bagian lumen, sel-sel spermatosit dan sperma. Spermatogenesis berlangsung di dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung dari tepi ke bagian dalam (lumen). Adapun tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut:
a) Spermatogonium: Ukuran relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet di dekat/melekat pada membran basalis.
b) Spermatosit I: Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membrane basalis.
c) Spermatosit II: Ukuran agak kecil (setengah kali dari spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
d) Spermatid: Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
e) Spermatozoid: Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.
f) Sel sertoli: berperan dalam menyusun dinding tubulus seminiferus dan berfungsi nutritive, proteksi, dan regulator.
g) Sel interstitial: terleak di antara tubulus seminiferus dengan komponen seluler utamanya adalah sel leydig yang berfungsi untuk mensintesis hormon androgen, misalnya testosteron.

2. Ovarium mencit (Mus musculus)
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur yang berlangsung di dalam gonad betina atau ovarium. Mula-mula oogenia mengalami poliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer lalu memasuki tahapan pematangan (miosis). Pembelahan miosis pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar pertama. Pada pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar sering kali mengalami denegenrasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Pada oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel telur. Folikel telur dibedakan atas dua jenis:
a) Folikel primordial, merupakan folikel yang terdapat sebelum lahir yang diliputi oleh satu lapisan se-sel berbentuk pipih.
b) Folikel tumbuh, memiliki folikel yang sedang tumbuh yang terdiri atas sel-sel folikel, oosit primer dan stroma yag menelilingi folikel. Dimana folikel tumbuh ini terdiri dari:
1) Folikel primer: terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh selapis sel folikel yang dipisahkan oleh zona pellusida.
2) Folikel sekunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa sel granulose.
3) Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapat diluar stratum granulosum menyusun diri membentuk teka interna yang berperan dalam jaringan penyambung bagian dalam dan teka eksterna berperan sebagai jaringan penyambung bagian luar.
4) Folikel matang (folikel Graff): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar yang berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebut corona radiate yang berfungsi sebagai pelindung oosit pada saat ovulasi, saat-saat pembuahan, dan pada saat bergerak di dalam tuba fallopi, selanjutnya dihubungkan oleh sel-sel granulose tetapi oleh tangkai penghubung yang disebut Cumulus ooforus.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Spermatogenesis yang terjadi pada testis jantan memiliki beberapa tahap yakni spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa.
2. Oogenesis yang terjadi pada ovarium mencit betina memiliki beberapa tahap yang meliputi oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid an ovum. Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel telur yakni folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel matang (folikel Graff).

B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin di capai.


DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. FMIPA UNM: Makassar.

Yatim, Wildan. 2001. Pembentukan Gamet. http//www.kompas_cybermedia/pembentukan gamet/iptek.com. Diakses pada tanggal 15 November 2008.

Fried, George, dkk. 2005. Scaum Out Lines Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
0

INDUKSI OVULASI KATAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apakah kita pernah memperhatikan komunitas katak pada sawah atau di habitatnya? Jika kita memperhatikan secara seksama pastilah akan terlihat species katak yang sangat banyak, disisi lain juga terdapat berudu yang begitu banyak serta telur yang terhampar di dalam sawah tersebut. Jika kita amati lebih lanjut tentulah akan muncul pertanyaan bagaimana bisa katak-katak tersebut bisa diproduksi dalam jumlah yang begitu banyak? Jawaban pertanyaan ini sangat erat hubungannya dengan ovulasi yang terjadi pada katak.
Berdasarkan pada teori bahwa Ovulasi adalah suatu proses terlepasnya sel telur dari ovarium sebagai akibat dari pecahnya folikel yang telah masak. Ovulasi pada katak terjadi setelah oosit melepaskan polar bodi pertama, dinding theka eksterna dan folikel sel dari folikel pecah. Folikel mengalami pertumbuhan karena pengaruh hormon FSH (Folicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior, maka sel-sel folikel mampu menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini dalam jumlah yang kecil memberi dorongan ke kelenjar hipofisa anterior untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormone). Hormon LH memegang peranan penting dalam menggertak terjadinya ovulasi.
Berdasarkan penjelasan diatas tentu kita sudah mendapatkan informasi tentang ovulasi katak walaupun hanya dalam jumlah yang sedikit. Berawal dari rasa ingin tahu yang tinggi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ovulasi katak serta rasa penasaran yang tak tertahan lagi serta ingin membuktikan teori-teori yang sudah diajarkan selama sekolah maka praktikum Perkembangan Hewan dengan judul induksi “Ovulasi Katak” ini dilaksanakan.


B. Tujuan
Untuk memperoleh telur dan proses pembuahan pada saat yang diinginkan dalam jumlah yang banyak.

C. Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui dengan baik cara memperoleh telur dan proses pembuahan pada saat yang diinginkan dalam jumlah yang banyak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ovulasi adalah suatu proses terlepasnya sel telur (ovum) dari ovarium sebagai akibat pecahnya folikel yang telah masak. Mekanisme terjadinya ovulasi dipengaruhi oleh hormonal, neural, dan perioditas cahaya. Ovulasi pada katak terjadi setelah oosit melepaskan p-olaar bodi pertama, dinding teka externa dan folikel sel dari folikel pecah. Folikel mengalami pertumbuhan karena pengaruh hormon FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior, maka sel-sel folikel mampu menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini dalam jumlah yang kecil memberi dorongan ke kelenjar hipofisa anterior untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormone). Hormon LH memegang peranan penting dalam menggertak terjadinya ovulasi (Adnan, 2008).
Pada hari-hari terakhir sebelum ovulasi, folikel Graaf bertambah besar dengan cepat dibawah pengaruh FSH dan LH, dan membesar hingga mencapai garis tengah 15 mm. bertepatan dengan perkembangan terakhir folikel Graaf, oosit primer, dimana pada saat itu masih dalam tahap diktioten melanjutkan dan mengakhiri pembelahan mitosis pertamanya. Sementara itu permukaan ovarium menonjol setempat tanpa pembuluh darah dan disebut stigma. Sebagai akibat kelemahan setempat dan degenerasi dari permukaan ovarium, cairan folikel merembes keluar melalui stigma yang berangsur-angsur membuka. Bila cairan yang keluar semakin banyak, tekanan di dalam folikel semakin berkurang dan oosit bersama sel cumulus oofurus yang mengelilinginya terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa diantara sel-sel cumulus oofurus tersebut kemudian menyusun diri di sekeliling zona pellusida dan membentuk corona radiata. Pada saat oosit dengan cumulus oofurusnya dikeluarkan dari ovarium (ovulasi), pembelahan miosis pertama berakhir dan oosit sekunder memulai pembelahan miosis II (Adnan, 2008).
Kebanyakan hewan berovarium masif (buta), hanya bebrapa jenis yang berongga atau masif namun ovum yang keluar selalu lewat suatu letusan pada permukaan ovarium. Bukan lewat saluran, pada mamalia terdapat ovulasi itu sering dapat ditandai sengan adanya bintikmerah karena terjadinya pendarahan kecil di tempat itu. Proses ovulasi diawali dengan timbul tonjolan atau benhkak di kulit ovarium, lalu meletus dan keluarlah ovum yang biasanya masih diselimuti oleh sel-sel folikel. Pada bebrapa vertebrata rendah contohnya pisces atau amphibia sel-sel folikel itu tidak terbawa ovum (Anonim, 2008).
Hifofisa atau kelenjar pituitari adalah sebuah kelenjar endokrin yang menghasilkan sejumlah hormon dengan fungsi dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi.ahli endokrinologi menyebut hifofisa sebagai master of gland atau pusat dari endrikonologi, karena dapat mengatur ritme atau irama aktivias-aktivitas kelenjar endokrin lainnya (Adnan, 2007).
Sejak berkembangnya penggunaan mikroskop elektron dalam Histologi, diketahuilah, bahwa hifofisa tidaklah lagi pantas menyandang anugrah gelar ‘‘Raja Segala Kelenjar’’ itu. Tapi dapat dialihkan kepada hypothalamus saja, secara umum otak sendirilah yang menjadi Raja segala Kelenjar atau Raja segala alat. Hypothalamus, atau sekurang-kurangnya lewat dialah, kontrol pengetahuan hormon-hormon oleh hipofisa. Dari hypothalamus ini ada hubungan dan transport zat yang merangsang pengetahuan hormon ke tiap lobi hipofisa (Yatim1994).
Kelenjar pituitari ini mempunyai dua asal. Suatu pertumbuhan dorsal (Kantung Rathke) dan langit-langit mulut tumbuh ke atas mengelilingi suatu evaginasi ventral hipotalamus (infundibulum). Kedua bagian tersebut berasal dari ektoderm. Kantung Rathke segera kehilangan hubungan dengan mulut, tetapi hubungan dengan otak tetap ada (tangkai infundibular). Hipofisis mempunyai tiga lobus : Lobus anterior (depan) dan intermediet (tengah) yang bersal dari kantung rathke dan lobus poterior (belakang) yang berasal dari infundibulum. Lobus anterior tidak mempunyai serabut saraf dan dirangsang untuk melepaskan hormonnya oleh faktor-faktor hormonal melalui pembuluh darah. Lobus anteior menerima pengisian darah ganda yaitu daerah arteri dan portal (Ville, 1984).
Hormon-hormon primer yang dihasilkan adrehipofisis adalah hormon pertumbuhan (growth hormone, GH), proloktin, hormon perangsang-melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH), dan berbagai andorfin serta enfekalin. Hormon pertumbuhan meregulasi pertumbuhan, akan tetapi, GH yang berlebih pada masa kanak-kanak menyebabkan gigantisme. Pada masa dewasa kelebihan GH menyebabkan pertumbuhan tulang secara abnormal, sebab pertumbuhan panajang tulang sebenarnya terbatas. Malformasi berupa pertumbuhan berlebihan itu menyusun suatu kondisi yang dikenal sebagai akromegali. Prolaktin memiliki efek-efek yang tersebar luas pada berbagai jenis vertebrata, terutama dalam hal keseimbangan cairan dan elektrolit (Fried, 2005).
Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pituitaria menghasilkan hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika mengadakan implantsi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa dalam keadaaan berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu menghasilkan sperma (Jasin, 1992).
Telur kodok bersifat telolesital artinya, mengandung cukup banyak kunir yang terkosentrasi pada salah satu kutub yang berlawanan dengan rotsi sitoplsma dan letak inti sel. Pada waktu ovulasi, ovum dikeluarkan dari ovarium dan disertai pendarahan (hemorragi), tetapi dirangsang oleh hormon hipofisis. Kwlompok kromosom telofase paling luar diapit oleh sitoplasma tampa membentuk badan polar I )polar body I). Ovum dapat mencapai ostium dan oviduk, karena digerakkan oleh silia lapisan peritonium (Syahrum, 1994).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
1. Hari/tanggal : Jumat – sabtu, 5-6 Desember 2008
2. Waktu : Pukul 16.00 s.d. 18.00 WITA
3. Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat Jurusan Biologi FMIPA
UNM

B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Papan seksi
b. Alat seksi
c. Alat centrifuge
d. Tabung reaksi
e. Cawan Petri
f. Alat suntik
g. Botol pembius
h. Pipet tetes
i. Mortar dan pastle
2. Bahan
a. Buffo sp. Betina dewasa sebagai pengamatan induksi ovulasi, 1 ekor.
b. Katak (Rana cancarivora) jantan sebagai objek pengamatan pengambilan kelenjar pituitary, 1 ekor.
c. NaCl fisiologis 0,9%.
d. Aquades.
e. Kapas.
f. Kertas kuarto.
C. Prosedur Kerja
1. Mengangkat kelenjar pituitari
a. Memasukkan gunting di sudut rahang katak betina, memotong di belakang mata secara posteromedial, kemudian melewati kepala hingga daerah oksipital dan akhirnya ke rahang yang lain sehingga mengangkat kepala.
b. Membalikkan tengkoraknya dan mencari bentangan yang luas yang dibentuk oleh tulang-tulang di dasar kranium. Kelenjar pituitari terletak tepat di belakang optik kiasma.
c. Memasukkan gunting yang tajam ke dalam rongga otak, dan memotong tulang ke arah anterior melalui dasar kranium, menghindari luka pada jaringan otak. Dengan menggunakan pinset kecil, membalik dasar kranium dan mencari kelenjar pituitari berwarna orange dan berbentuk seperti ginjal.
d. Menempatkan kelenjar pituitari dalam cawan petri yang berisi air aquades 2 cc, dan melakukan injeksi beberapa menit kemudian.
2. Penyuntikan
a. Memegang katak betina secara kuat-kuat pada kakinya, melakukan injeksi pada rongga posteriolateral. Menghindari luka pada vena kulit, vena abdomen ventral dan rongga vital lainnya.
b. Betina yang sudah diinjeksi, kemudian ditempatkan dalam bejana plastik yang berisi air pada kedalaman satu inci.
3. Stripping
a. Mengambil katak betina yang telah disimpan selama 24 jam, kemudian melakukan pemijatan stripping dengan pelang-pelang, dan membengkokkan kearah depan pelvis. Kemudian dilakukan penekanan dari depan ke belakang perut.
b. Apabila terdapat telur-telur yang siap dibuahi, maka itu berarti sudah siap untuk di ensimidasi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
Pada praktikum ini kami akan mengamati induksi ovulasi pada katak yang di lakukan dengan 3 tahap, yaitu :
1. Tahap yang pertama adalah pengangkatan kelenjar pituatari. Pada pengamatan kelenjar pituatari dimana, kelenjar tersebut berwarna putih, dengan bentuk seperti ginjal dan ukurannya sangat kecil. Kelenjar tersebut dibawah kranium, yang kemudian dikerus dengan melakukan penambahan aquades agar mudah larut, kemudian dimasukkan dalam centrifuge, kemudian akan tampak kedua lapisan tersebut dipisahkan dari endapannya yang terdapat di dasar tabung dan tidak digunakan lagi, sedangkan cairan bening terdapat pada lapisan pertama diambil kemudian diinjeksikan pada katak betina.
Kelenjar hipofisa terletak tepat di belakang optik kiasma, berwarna putih kekuningan dan berbentuk seperti ginjal. Mekanisme terjadinya ovulasi dipengaruhi oleh hormonal, neural, dan periodisitas cahaya. Ovulasi pada katak terjadi setelah oosit melepaskan polar bodi pertama, dinding theka eksterna dan folikel sel dari folikel pecah. Folikel mengalami pertumbuhan karena pengaruh hormon FSH (Folicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior, maka sel-sel folikel mampu menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
2. Tahap yang berikutnya adalah tahap penyuntikan dimana pada bagian abdomen dari katak betina di suntikkan cairan pituatari yang telah dimasukkan ke dalam centrifuge, kemudian katak tersebut dibiarkan di kolam yang telah diisi dengan air, kemudian katak tersebut dibiarkan selama 24 jam, setelah itu barulah kita melangkah pada tahap berikutnya yaitu stripping.
3. Pada tahap stripping dimana setelah dilakukan tidak terdapat telur-telur yang siap untuk dibuahi, hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan temasuk gagal. Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjdinya kegagalam dalam praktikum ini, adalah sebagai berikut
a. Potensi kerja dari ekstrak atau suspensi hipofisis menjadi menurun akibat lamanya suspensi tersebut berada di lingkungan terbuka.
b. Ada kemungkinan bahwa ketika melakukan injeksi pada kodok betina, hanya sampai pada daerah bawah kulit dan tidak sampai menembus otot.
c. Adanya pengaruh suhu terhadap aktifitas hormon.
d. Kemungkinan yang injeksikan pada kodok terlalu sedikit, sehingga cairan tersebut tidak dapat merangsang terjadinya ovulasi kodok.
e. Kurang sterilnya alat-alat bedah ataupun ketika membuat suspensi, sehingga kelenjar hipofisis menjadi tercemar mengakibatkan hormon FSH dan LH terhambat dalam bekerja.
f. Kemungkinan terjadinya pendarahan otak pada saat pengangkatan kelenjar pituitari sehingga potensi kerja hormonal menurun.
g. Bisa juga dikarenakan rentang waktu antara penyuntikan dan stripping kurang dari 24 jam.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam praktikum Induksi Ovulasi Katak adalah sebagai berikut:
1. Katak yang digunakan dalam praktikum belum dewasa.
2. Cairan suspensi atau ekstrak yang dibuat kurang baik, sehingga tidak memberikan reaksi setelah striping.
3. Adanya pengaruh suhu terhadap hormone.
4. Daerah yang disuntik atau diinjeksi kemungkinan hanya sampai pada daerah bawah kulit dan tidak sampai menembus otot.
5. Terjadi luka pda bagian abdomen katak sehingga tidak terjasi dorongan untuk mengeluarkan telur.
6. Kemungkinsan terjadi pendarahan pada otak pada saat pengankutan kelenjar pituitary sehingga potensi kerja hormonal menurun.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Kelenjar pituitari menghasilkan hormon yang dapat merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin.
b. Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam memperoleh telur serta pembuahan, diantaranya adalah, pengaruh suhu, sasaran pada saat diinjeksi tidak tepat, dan kurang sterilnya alat yang digunakan.

B. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini :
1. Sangat diharapkan kepada para praktikan sebaiknya lebih teliti dan lebih serius dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Sangat dibutuhkan kerjasama antara sesama anngota kelompok.


DAFTAR PUSTAKA
Adnan, 2007. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Adnan, 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Adnan, Halifah Pagarra, A. Asmawati. 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim. 2008. Ovulasi. http://cyber-biology.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2008.

Fried, George, dkk. 2005. Schaum Out Lines Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Suarabaya: Sinar Wijaya.

Syahrum, Mohamad Hatta, dkk. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology Umum Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Agar organism dapat mempertahankan jenisnya, maka ia harus berkembang biak atau bereproduksi. Setiap hewan dilengkapi dengan kemampuan untuk bereproduksi. Pada hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat reproduksinya biasanya lebih terspesialisasi dan dilengkapi dengan alat kelamin luar. Secara umum system reproduksi terdiri atas kelenjar utama (gonad), saluran reproduksi, kelenjar asesori.
Pada hewan jantan, gonadnya dinamakan testis. Di dalam terdapat salauran reproduksi sperma yang disebut tubulus semeniferus. Merupakan tempat dimana spermatogenesis berlangsung. Saluran reproduksi yang lain yaitu vas efferent, epididimis, vas defferen dan uretra. Sedangkan pada betina, gonadnya disebut ovarium. Di dalam ovarium terdapat folikel-folikel ovarium dengan stadium perkembangan yang berbeda. Folikel ovarium dapat berupa folikel primer, folikel sekunder, dan folikel tersier serta folikel de graff. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan fungsi kedua dari perkembangan hewan. Perkembangbiakan pada organisme bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat melestarikan jenisnya. Pada berbagai jenis hewan, perkembangbiakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara aseksual atau vegetative dan perkembangbiakan secara seksual atau generative.
Berdasarkan hal di atasah sehingga praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “Sistem Reproduksi” ini dilakukan yaitu agar kita dapat mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya. Kemudian kita dapat membandingkan system reproduksi pada katak dan mencit. Dimana disini kita akan mengamati organ reproduksi dari jenis taksa atau hewan yang berbeda.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu:
1. Mengenal bagian-bagian dan susunan sistem reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Membandingkan system reproduksi pada katak, merpati dan mencit.
C. Manfaat Praktikum
1. Kita dapat mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Kita dapat membandingkan system reproduksi pada katak, merpati dan mencit.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi adalah pembentukan organisme baru dari individu yang telah ada. Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan suatu spesies secara keseluruhan. Jadi proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup tiap organisme seperti bernapas, makan, ekskresi dan pencernan, namun tanpa reproduksi spesies akan punah. Reproduksi dapat dipandang dari berbagai tingkata. Pada tingkat molekuker, reproduksi berhubungan dengan kemampuan khas asam nukleat untuk menggandakan diri. Pada tingkat seluler, reproduksiberhubungan dengan sel untuk menggandakan diri pada tingkat organism, reproduksi berhubungan dengan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi pada hewan dikelompokkan menjadi dua yaitu reproduksi secara aseksual (secara vegetatif atau secara tidak kawin) dan reproduksi secara seksual (secara generatif atau secara kawin) (Adnan, 2006)
Pada sebagian besar ikan dan amfibia jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa eferensia menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang menyangga testis ke tubulus anterior ginjal (ginjal merupakan suatu opistonefros). Sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinerfrik yang menyalurkan baik urin maupun sperma ke kloaka. Dalam evolusi reptilian burung dan mamalia, ginjal berubah dari opistonefros dengan penyaluran saluran arkinefrik menjadi metanefros dengan penyaluran ureter. Pola penyeluran sperma tetap seperti pada amfibia tapi istilahnya berlainan karena istilah-istilah untuk struktur mamalia dibuat sebelum hubungan evolusinya dengan struktur ginjal primitive diketahui (Ville, 1984).
Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis).testes adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal (Anonim, 2008).
Pada sebagian besar vertebrata betina telah disalurkan dari rongga tubuh atau colon oleh sepasang oviduct, tetapi oviduct tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Ikan dan hamper semua amfibia berkembang biak di dalam air. Sebagian besar bersifat ovipar, vertilisasi terjadi di luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Pada katak, tiap oviduk merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh hingga ke kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jelly di sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduk tidak mengalami spesialisasi (Ville, 1984).
Gonad disebut testis. Ada sepasang, terletak dalam skrotum, suatu kantong di laur rongga tubuh. Pada awal pertumbuhan testis berada dalam rongga tubuh atau abdomen, kemudian turun ke scrotum. Ketika turun itu ikut terbawa lapisan rongga tubuh (peritoneum) bersama otot dinding abdomen. Spermatozoa yang dihasilkantestis, bersama sedikit plasma semen (cairan mani), disalurkan ke luar tubuh lewat saluran berikut, tubuli recti, rete testis, ductuli efferentes, ductus epididimis, vas deverens dan uretra. Di dalam saluran itu banyak terdapat sel penggetah cairan yang jadi komponen semen. Terdapat pula kelenjar yang menghasilkan cairan semen yang mengeluarkan getahannya ke saluran. Kelenjar itu adalah: vesikula seminalis, prostate (prostat), cowper (bulbous rethralis), dan littre (Yatim, 1982).
Sepasang ovarium di kiri kanan uterus, dalam rongga pelvis. Diikatkan pada dinding dorsal tubuh pada broad ligament uterus oleh mesovarium, dank e uterus sendiri oleh ligament pula. Pada orang: panjang 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm, tebal 0,6 – 1,5 cm. ia diselaputi oleh selapis sel-sel yang berasal dari lapisan peritoneum, yang kemudian berubah mejadi bentuk kubus disebut epitel germinal. Jaringan dasar ovarium disebut stroma, mengandung serat jaringan ikat, otot polos, dan pembuluh darah yang bergulung-gulung banyak sekali. Badan ovarium terdiri dari dua daerah yakni cortex dan medulla (Yatim, 1982).
Pada hewan menyusui ovarium dan saluran-saluran reproduksinya terpisah, akan tetapi keduanya bergantung pada ruang abdomen dengan jarak dekat. Keduanya bergantung pada ligamentum yang bertaut pada dinding ruang abdomen. Pada ligamentum ini pula terdapat syaraf dan pembuluh darah yang member hidup pada ovarium dan saluran-saluran reproduksi. Urat saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam ovarium melalui hilusnya. Ligamentum penggantung mempunyai kelanjutan yang bersatu dengan ligamentum inguinalis, yang homolog dengan alat penggantung testes atau gubernaculums testes (Partodihardjo, 1987).
Pada mamalia, termasuk manusia organ reproduksi betina biasanya terdiri atas dua buah ovarium, dua buah oviduct, uterus, vagina, dan genetalia eksterna. Secara umum dikenal ada tiga jenis ovarium adalah ovarium yang berbentuk kantung, dan rongga ovarium (ovacoel) langsung berhubungan dengan oviduct. Telur yang matang diovulasikan langsung ke dalam ovocoel. Tipe ovarium ini dijumpai pada teleostei ovarium berongga, namun telur yang masak diovulasikan ke coelom, dan ovarium berbentuk pipih misalnya pada mamalia (Adnan, 2008).
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C). Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis (Anonim, 2008).
Gonad laki-laki,tempat dimana sperma dihasilkan dan androgen disintesis, adalah testis (jamak:testes). Istilah testikel sering digunakan untuk menyebut testis manusia. Pada banyak mamalia,testis turun dari tempat asalnyadi sekitar daerah ginjalpada abdomen menuju kantung yang longgar pada skrotum, sebuah kantung yang menggantung tepat di belakang penis. Baik penis maupun kantung skrotum terletak eksternal, di antara kaki (Fried, 2005).
Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang tetap berada di dalam rongga abdominal sepanjang hidup. Lebih dari 400.000 sel telur potensial terdapat dalam ovarium, tapi hanya sekitar 400 akan menjalani meiosis sempurna. Uterus terhubung ke sebuah saluran pendek tepi tak rata yang dikenal sebagai vagina. Vagina membentangi leher uterus yang sempit (servik) di salah satu ujung, dan memanjang kea rah luar pada ujung distalnya. Vulva adalah organ seks eksternal yang tersusun atas labia mayora dan lania minora serta klitoris. Vulva mengelilingi bukaan ke vagina dan bukaan yang terpisah menuju uretra. Bibir eksternal (labia majora) menyelubungi sepasang bibir internal (labia minora). Labia minora dengan skrotum pada laki-laki. Klitoris, yang merupakan gembungan kecil berisi jaringan erektil dan terletak tepat di atas bukaan vagina, homolog dengan penis pada laki-laki (Fried, 2005).
Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa. Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka (Anonim, 2008)
Tanggung jawab mamalia betina atas berhasilnya reproduksi jauh lebih besar dari pada yang jantan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa fisiologi reproduksi betina sangat lebih kompleks daripada yang jantan. Ia tidak hanya menghasilkan sel kelamin (telur), tetapi juga dilengkapinya untuk menerima sperma dari jantan, memberikan keadaan yang cocok untuk terjadinya fertilisasi dan mampu membri makanan bagi yang sedang berkembang sebelummaupun sesudah kelahiran (Kimball, 2005).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa/ 11 November 2008
Waktu : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Papan bedah
b. Perangkat alat seksi
c. Pisau tajam
d. Botol pembius
e. kapas
2. Bahan
a. Mencit (Mus musculus) jantan dan betina
b. Katak (Rana cancarivora)jantan dan betina
c. Kloroform

C. Prosedur Kerja
1. Mencit
a. Mematikan mencit dengan cara dislokasi leher
b. Meletakkan mencit di atas papan bedah. Bagian ventral mencit menghadap ke atas. Menusuk keempat kaki mencit dengan pentul.
c. Mengamati alat kelamin luar pada mencit jantan dan betina.
d. Melakukan pembedahan. Selanjutnya mengamati alat kelamin dalam, meliputi gonad, saluran reproduksi, kelenjar-kelenjar asesori. Memperhatikan jumlah, bentuk dan posisi atau letak masing-masing organ.
e. Menggambar hasil pengamatan dengan menggunakan ukuran skala.
2. Katak
a. Membius katak dengan menggunakan kapas yang telah ditetesi dengan kloroform ke dalam botol pembius.
b. Meletakkan katak di atas papan bedah. Bagian ventral katak menghadap ke atas.
c. Melakukan pembedahan. Selanjutnya mengamati alat kelamin dalam, meliputi gonad, saluran reproduksi, kelenjar-kelenjar asesori. Memperhatikan jumlah, bentuk dan posisi atau letak masing-masing organ.
d. Menggambar hasil pengamatan dengan menggunakan ukuran skala.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Katak
a. Jantan
Setelah melakukan pengamatan pada katak yang tergolong hewan ampibia maka diperoleh sistem Genitalia jantan pada katak berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis) testes adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.
b. Betina
Katak betina memiliki sepasang ovarium yang terdiri atas banyak lobus dan terdapat di bagian dorsal badan yang digantung oleh mesovarium. Dinding ovarioum disusun oleh techa eksternal, yaitu lanjutan dari lapisan peritoneum. Ovarium katak berukuran besar karena dipenuhi oleh banyak sekali sel-sel telur berwarna kuning kecoklatan. Sepasang saluran telur (oviduct) yang berkelok-kelok terdapat di sebelah lateral ovarium. Ujung cranial oviduct yang terletak disebelah dalam jantung disebut ostium tubae yaitu tempat masuknya sel telur. Sedangkan pada ujung distal oviduct yang lebih melebar disebut uterus yang selanjutnya bermuara ke dalam kloaka, dan dari sinilah sel telur dikeluarkan ke dunia luar melalui lubang kloaka.
Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
2. Mencit
a. Jantan
Setelah melakukan pengamatan pada sistem reproduksi pada mencit jantan, kditemukan alat-alat kelamin bagian luar dan dalam dari mencit jantan. Organ kelamin eksternal berupa penis dan skrotum yang berwarna agak merah. Penis ini digunakan sebagai alat ejakulasi sehingga sperma dapat masuk ke dalam vagina mencit betina. Sedangkan skrotum adalah kantung yang di dalamnya ditemukan testis. Skrotum ini terlihat di bawah penis dan terbungkus oleh kulit. Skrotum ini berfungsi untuk mempertahankan testis pada suhu di bawah suhu intrabdominal.
Organ reproduksi internal pada mencit jantan berupa terdiri dari tiga bagian besar yaitu kelenjar utama (gonad), saluran reproduksi dan kelenjar-kelenjar asesori. Pada jantan gonadnya dinamakan testis. Testis pada mencit terdiri atas sepasang yang berwarna putih agak kekuning-kuningan. Permukaan luar testis dilapisi oleh peritoneum yang telah membentuk tunika vaginalis. Di sebelah dalamnya terdapat jaringan ikat dan tunika albuginea. Testis ini berbentuk bulat lonjong. Testis mencit terdiri dari satu ruangan, di dalamnya terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiverus, tempat berlangsungnya spermatogenesis. Dismping testis terdapat epididimis, saluran berkelok-kelok halus dan berwarna putih bening. Fungsinya yaitu untuk mengabsorbsi, maturasi, transportasi, penyimpanan spermatozoa dan eliminasi sperma yang tersimpan terlalu lama dan tidak di ejakulasi. Saluran yang meninggalkan epididimis disebut duktus deferens berupa saluran berotot sehingga menyerupai tali. Vesikula seminalis diduga sebagai tempat untuk menghasilkan cairan sperma. Kelenjar prostat berbentuk bulat dan terdapat sepasang. Kelenjar bulbourethra ada sepasang dan terdapat di bawah uretra. Selain itu juga terdapat bledder yang terdapat di bagian atas kelenjar prostat yang berfungsi untuk menampung sperma sebelum masuk ke uretra.
b. Betina
Setelah melakukan pengamatan pada system reproduksi pada mencit betina, kami menemukan alat-alat kelamin bagian luar dan dalam dari mencit betina. Organ reproduksi eksternal pada mencit betina ditemukan vulva atau lubang vagina. Vagina merupakan saluran kelamin betina yang berfungsi sebagai tempat penumpahan semen dan sebagai jalur keluar fetus dan plasenta pada saat melahirkan. Sedangkan pada organ reproduksi internal terdiri atas ovarium, uterus, dan oviduck.
Ovarium, Terdapat sepasang dan terletak di belakang ginjal. Berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan sel telur dan juga sebagai kelenjar endokrin yang mampu mensekresikan hormone estrogen dan progestron.
Oviduct, Sebelah bawah ovarium terdapat tuba vallopi atau oviduct yang merupakan saluran telur yang berkelok-kelok, dengan lumen yang dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid selapis dan bersilia. Saluran ini berfungsi sebagai alat untuk memindahkan sel telur dan spermatozoa ke tempat pembuahan, untuk kapasitas sperma, dan tempat pembelahan zygot.
Uterus, Terdiri atas sepasang tanduk uterus, badan uterus, dan leher uterus (serviks). Serviks merupakan bagian saluran reproduksi yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio.
3. Merpati (Aves)
Pada aves contohnya pada merpati sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Merpati yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh setelah melakukan praktikum Sistem Reproduksi maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Adapun sistem dan alat reproduksi yang diamati adalah :
a. Alat reproduksi pada katak terdiri atas, pada katak betina terdiri atas saluran telur, uterus, kloaka, lubang kloaka, ovarium, lemak dan ostium. Sedangkan pada katak jantan terdiri atas vas deferensia, testis, vesikula seminalis, kloaka dan lubang kloaka.
b. Alat reproduksi pada mencit (Mus musculus) terdiri atas, pad mencit betina terdiri atas ovarium, tuba falopi, tanduk uterus, corpus uterus, serviks, klitoris, vulva, dan lumen uterus. Sedangkan pada mencit jantan terdiri atas vesikula seminalis, capuk, epididimis, testis, penis, boulborethra dan vas deferens.
c. Alat reproduksi pada merpati terdiri dari, pada merpati jantan terdiri dari testes, epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada merpati betina terdiri dari hanya ada satu ovarium.
2. Baik mencit jantan maupun mencit betina memiliki alat reproduksi yang lebih kompleks daripada alat reproduksi katak dan merpati karena mencit tingkat taksanya lebih tinggi.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin di capai.

DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. FMIPA UNM: Makassar.

Anonim. 2008. Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan Jantan. http//www.indoskripsi/sistem reproduksi/sains.com. Diakses pada tanggal 15 November 2008.

Fried, George, dkk. 2005. Scaum Out Lines Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
0

SIKLUS REPRODUKSI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus reproduksi adalah perubahan siklik yang terjadi pada system reproduksi atau ovarium, oviduk, uterus, dan vagina hewan betina dewasa yang tidak hamil yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan proses dimana suatu organisme menghasilkan individu baru dari spesies yang sama. Individu baru yang dihasilkan secara morfologi dapat serupa atau berbeda dengan induknya. Perkembangbiakan pada organisme bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat mempertahankan jenisnya. Kelestarian suatu spesies secara keseluruhan mengharuskan tiap individu memperbanyak diri. Tiap generasi menghasilkan individu baru untuk menggantikan yang mati karena pemangsa, parasit, atau umur tua.
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primate, kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau birahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan structural terjadi di dalam organ asesoris seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan.
Mencit (Mus musculus) merupakan salah satu hewan mamalia yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan percobaan ini, dimana pada percobaan ini kita inggin melihat siklus reproduksi dari hewan mamalia ini dengan cara mengamati sel-sel hasil apusan vagina pada mencit betina tersebut. Dan dari hasil apusan vagina ini kita dapat menetukan tahap-tahap siklus reproduksi pada hewan betina. Berdasarkan hal di atas maka praktikum “Siklus Reproduksi” ini dilakukan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk membedakan sel-sel hasil apusan vagina.
2. Untuk untuk menentukan tahap siklus yang sedang diamati oleh hewan betina.
C. Manfaat
Agar kita dapat mengamati dan mengetahui tahap-tahap siklus reproduksi pada hewan betina non primate dengan melihat sel-sel hasil apusan vagina.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Semua mahkluk hidup mempunyai kemampuan untuk menghasilkan organisme baru yang sama dengan dirinya, ini berkaitan dengan reproduksi. Kata reproduksi menyiratkan replikasi; memang benar bahwa reproduksi biologis hampir selalu menghasilkan semacam “duplikat” induknya. Akan tetapi reproduksi seksual yang dilakukan oleh mayoritas hewan menghasilkan keanekaragaman yang diperlukan untuk kelestarian jenisnya di dunia yang terus-menerus berubah (Soewolo,1997).
Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan siklus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari (Anonima,2010).
Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut siklus menstruasi. Sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut siklus estrus. Siklus estrus ditandai oleh adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap hewan jantan, dan kopulasinya kemungkinan besar akan fertile sebab di dalam ovarium sedang terjadi ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tapat untuk implantasi (Tim pengajar,2010).
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus (anonimb,2010).
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (anonimb,2010).
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lender (anonimb,2010).
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (anonimb,2010).
Hewan hanya dapat bereproduksi hanya secara aseksual atau seksual, atau bias bergantian melakukan kedua modus tersebut. Pada afid (aphid, kutu daun), rotifera, dan krustase air tawar daphnia, setiap betina dapat menghasilkan dua jenis telur, tergantung pada kondisi lingkungan, misalnya waktu-waktu dalam setahun. Satu jenis telur dibuahi, tetapi telur yang lain berkembang dengan cara parthenogenesis, yaitu proses perkembangan telur tanpa harus dibuahi (Campbell,2003).
Belum diketahui apa yang menyebabkan bakal sel kelamin begerak menuju pematang genital. Suatu kemungkinan bahwa gonad yang sedang berkembang menhasilkan suatu substansi yang bila menarik bakal sel kelamin secara kemotaksis serta kemampuannya menghancurkan secara histolisis sel-sel serta membrane-membran yang menghalanginya ().
Genitalia eksterna dari spermatogenesis adalah penis yang terdiri dari 3 massa silindris dari jaringan erektil ditambah uretra. Dua silindris disebut corpora kavernosa penis, terletak dibagian dorsal. Satunya dinamakan korpus kavernosum uretra atau korpus spongiosum dan mengelilingi uretra (uretra di tengahnya), pada ujung penis melebar membentuk gland penis. Korpus spongiosum mulai dsprofunda membentuk tonjolan yang disebut bulbus uretra/bulbus penis dilapisi oleh m. bulbospongiosus yang membantu mengeluakan urina (Soewolo,1997).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jumat / 5 November 2010
Waktu : Pukul 07.30 s.d. 09.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM,
Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Spatula atau pipet tetes
b. Mikroskop cahaya
c. Kaca objek
d. Kaca penutup
2. Bahan :\
a. Mencit (Mus musculus)betina dewasa tidak hamil
b. NaCl fisiologis 0,9%
c. Metilen biru 1%
d. Aquades
e. Air ledeng
f. Canada balsam
g. Alcohol 70%
C. Cara Kerja
1. Memasukkan spatula yang sudah diusap dengan alcohol 70% ke dalam vagina mencit kira-kira sedalam ½ cm, lalu memutar dengan hati-hati. Lalu menyemprotkan larutan NaCl 0,9%ke dalam vagina mencit dengan menggunakan pipet halus. Menyemprotkan dan menyedotberulang kali hingga cairan di dlaam pipet tampak keruh.
2. Meneteskan sedikit cairan keruh yang terdapat dalam spatula ke dalam kaca benda.
3. Meneteskan larutan mitelin blue 1% dalam aquades ke atas kaca objek tersebut, membiarkan selama 3-5 menit.
4. Membuang kelebihan zat warna, kemudian membilas dengan air ledeng.
5. Menutup dengan kaca penutup dengan menggunakan canaa balsam.
6. Mengeringkan dan mengamati di bawah mikroskop.
7. Menentukan gambaran sitologi apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya seperti :
a. Diestrus
b. Proestrus
c. Estrus
d. Metestrus.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
1. Fase Diestrus
Fase diestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam. Pada fase ini ovarium dan alat kelamin luar tidak mengalami perubahan atau lebih dikenal berada pada masa istirahat atau tenang, sehingga walaupun ada pejantan yang mendekati betina yang sedang berada pada fase ini akan menolak untuk melakukan perkawinan. Dalam pengamatan ini kami tidak mendapati proses diestrus pada mencit betina.
2. Fase Proestrus
Pengamatan dengan perbesaran 10x40 memperlihatkan epitel berinti dan leukosit. Pada fase proestrus ini sel-sel epitel berinti mengalami mutasi atau perubahan karena kehilangan inti, sehingga berubah menjadi sel epitel menanduk, tetapi pada fase ini yang lebih dominan masil sel epitel berinti dan leukosit. Selain itu pada fase ini pula ditandai adanya mukosa atau lender. Berdasarkan pengamatan, pada fase diestrus yang dominan adalah sel-sel leukosit dan sel-sel epitel berinti dimana jumlah leukosit lebih banyak dari pada sel epitel berinti. Pada fase ini ovarium dan alat kelamin luar tidak mengalami perubahan atau lebih dikenal berada pada masa istirahat atau tenang, sehingga walaupun ada pejantan yang mendekati betina yang sedang berada pada fase ini akan menolak untuk melakukan perkawinan.
3. Fase Estrus
Fase proestrus merupakan fase yang ditandai dengan adanya sel-sel berinti bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit Selama fase estrus atau birahi ukuran atau histologi uterus tidak pernah statis. Perubahan yng sangat nyata terjadi di endomterium dan kelenjarnya. Selama fase folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus sederhana dan lurus dan sedikit cabang. Penampilan uterus ini menandakan untuk stimulasi estrogen. Selama fase luteal, yakni saat proegesteron beraksi terhadap uterus, endometrium beratambah tebal secara mencolok, diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat menjadi percabangan dan berkelok-kelok. Setelah melewati fase proestrus, sel-sel epitel mengalami kehilangan inti dan berubah menjadi epitel menanduk. Selain itu leukosit pun menghilang sehingga pada fase ini yang lebih dominan adalah epitel yang kehilangan inti atau epitel menanduk. Fase ini merupakan puncak dari siklus reproduksi mencit betina, dimana hewan betina yaitu mencit betina mengalami masa birahi, sehingga fase ini hewan betina siap untuk menerima hewan jantan untuk melakukan perkawinan.
4. Fase Metestrus
Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epital menanduk dan leukosit yang banyak. fase metestrus ditandai dengan adanya sel epitel menanduk. Pada fase metestrus menunjukkan munculnya kembali sel-sel leukosit dan sel epitel berinti sehingga fase ini sering disebut fase peralihan dari estrus menjadi diestrus. Pada fase metestrus pertama lekosit mulai terlihat lagi letaknya di sekeliling epitel mananduk dan akan berkurang. Pada fase kedua epitel mananduk semakin sedikit akhirnya akan hilang semua, Hanya epitel berinti dengan leukosit yang letaknya sebagian masih ada di sekitar inti. Akhirnya leokosit menyebar kembali ke stadium diestrus.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada apusan vagina yang menunjukkan siklus reproduksi pada hewan Mencit (Mus musculus). Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah:
1. Sel-sel apusan vagina memiliki perbedaan pada tiap-tiap fase estrus yang sedang terjadi pada mencit.
2. Adapun tahap-tahap yang dialami oleh hewan betina yang sedang estrus:
a. Fase diestrus
Fase diestrus merupakan fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam. Pada fase ini ovarium dan alat kelamin luar tidak mengalami perubahan atau lebih dikenal berada pada masa istirahat.
b. Fase Proestrus
Fase proestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel beinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini adalah 18 jam.
c. Fase estrus
Fase estrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epital menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam.
d. Fase metestrus
Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epital menanduk dan leukosit yang banyak. Lama fase ini adalah kurang lebih 8 jam.

B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin di capai.


DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. http://generasibiologi.blogspot.com/2009/06/siklus-menstrulasi-atau siklus-ekstrun.html. Diakses pada tanggal 10 November 2010. Makassar.
Anonimb. 2010. http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2009/03/16/siklus-estrus-pada- mencit/. Diakses pada tanggal 10 November 2010. Makassar.
Campbell. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Soewolo, Soedjono. 19977. Fisiologi Manusia. Malang. JICA
Soewolo, Soedjono. 19977. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta. PGSM.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
0

Potret Putih Abu-Abu








Inilah mereka sampel putih abu-abu
0

Today is tomorrow

Beberapa minggu jauh dari kampus, saatnya kembali lagi ke rutinitas kampus. Tapi entah hari mengapa minggu demi minggu yang berlalu kemarin tak begitu berkesan. Semua rencana yang disusun berantakan. Penelitian lumayan tapi masih belum memuaskan. Aktivitas lembaga masih biasa-biasa saja. Banyak waktu yang berlalu tanpa arti yang ada hanya malas-malasan. Itu yang paling sulit di kalahkan ibarat Timnas Indonesia yang melempem terus KALAH TERUS.
Seharusnya hari ini adalah untuk besok. Rencana hari ini untuk hasil esok hari. Usaha hari ini sukses untuk besok.
0

KERAGUANKU

Aku mulai meragukan terangnya matahari akan setia pada langit biru. Aku mulai ragu pada bulan yang cahayanya akan setia pada gelapnya malam.
Tahukah kamu mengapa aku menjadi ragu. Aku ragu melihat senyumku tak mampu mengobati kelukaan hatiMU.
Aku sedang memikirkan kenapa aku begitu gersang akan Rasa. Rasa yang mampu mengenalkan manisnya hidup.
Biarkan aku terasing menahan rasa, ku tak ingin ada yang mengetahui bahkan satu setan pun.
Biarkan aku menikmati senyum itu dengan caraku sendiri.
Biarkan aku membebaskan mu menikmati sendunya langit, menikmati butiran sejuk yang jatuh bebas menerpa wajahmu.
Aku selalu berdiri di samping mu, membiarkan mu menikmati semua waktu yang ku berikan.
0

BIOHAZARD FOUR ANNIVERSARY

Tanggal 8 Agustus 2008. Sebuah cerita tentang aku dan mereka yang kuanggap sangat berarti dalam hidupku. Aku (Nardi), Ino (Sutrisno), Ummink (Muhammad Rusmin), Andi (Ariandi), Adry (Munadry Aslam), Agung (Agung Wardani), itulah sekumpulan anak yang berbeda kultur, sikap, sifat, impian menjadi sebuah ikatan yang tak terlepaskan hingga saat ini. Mungkin sebuah kebetulan atau takdir kami sama-sama bernaung di sebuah payung almamater yang sama atau bisa juga disebutkan sebuah takdir. Awalnya sangat sulit sepaham dengan kata SAHABAT diantara kami karena semuanya hanya punya ego masing-masing, kehormatan masing-masing yang harus di juunjung tinggi. Misalnya Ino, orang yang paling sensitif dengan akademik dan paling anti bukunya dilipat. Ummink, orang yang tidak suka ditunjuk dengan jari tengah. Andi, akademik adalah segalanya maka teman pun akan dilupakan klo masalah yang satu ini. Agung lebih kurang dengan ku, simple aja yang penting asyik. karena hal itu pula mereka bahkan membuat aturan tertulis yang harus dipatuhi oleh semuanya. Awalnya berjalan dengan baik tapi lama kelamaan itu malah menjadi bumerang yang menjadikan kami kaku bahkan berselisih terus hanya dengan aturan-aturan itu.
Saat itu aku mulai jenuh dengan kondisi tersebut "kenapa persahatan harus ada aturannya". Hingga aku putuskan untuk membuang jauh-jauh aturan itu, aku merobek kertas aturan itu di depan mata mereka. Mungkin seketika sahabat itu akan hilang. Namun saat itu pula kami sadar bahwa bersahabat itu harus menerima apa yang menjadi sebuah kelebiihan dan sebuah kekurangan, tak semuanya harus terbuka, sahabat adalah beda yang sama.
Tak punya nama mah g asyik itulah pemikiran kami tentang persahabatan kami jadi kami memutuskan untuk mencarikan nama untuk persahabatan kami. Mulai dari merangkaikan nama masing-masing, mencari istilah keren, mencari istilah biologi. Seminggu berlalu tak ada kesepakatan. Suatu hari aku dan ummink pergi bersama, tiba-tiba terlintas dipikiran ku sebuah nama, yaitu "BIOHAZARD". yang artinya senjata pemusnah biologis atau racun atau bahan kimia berbahaya. Mungkin sudah lelah berdebat mereka semua menyetujui ideku. Jadilah kami disebut dengan "BIOHAZARD" enam laki-laki dengan perbedaan ingin merasakan sebuah persamaan. Mulailah kisah kami dengan impian kami masing-masing.
SAHABAT ADALAH BEDA YANG SAMA.
Hari ini Genap sudah 4 Tahun Persahabatan Kami 08/08/2011
0

Kutemukan

sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku

sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia

retaplah malam yg dingin

tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan

berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia

keadilan, keadilan

akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban
1

Aku Bertanya?

Aku bertanya kepada siapa?
Siapakah yang mampu menjawab pertanyaanku?
Aku menjadi karang yang rapuh di dalam diamku dihempas ombak
Aku sendiri tak mampu mendefiniskan pertnyaan yang muncul dalam benakku
Benarkah aku merasa? Merasa seorang diri dan tak seorang pun yang mampu menepis itu
Beruntunglah mereka yang punya kebahagiaan
Tak berlaku bagiku.
Hal yang paling mustahil di dunia ini adalah "memberi tanpa menuntut"
Bukankah itu sebuah retorika belaka ketika kita menyayangi seseorang tapi mengharapkan ia juga menyayangi kita. Bukankah itu sebuah tuntutan? Itulah yang paling tak kuharapkan dari diriku tak ingin ku menuntut siapa pun.. Biarlah aku sendiri menjadi orang malam yang menunggu datangnya terang. Karena tak ad yang akan menuntutku menghindari datangnya terang..
0

Aku Berpikir Tentang Aku

Semakin hari semakin jauh pikiranku melamum, aku tak tak tahu untuk siapa pikiranku selama ini. Daya kritisku serasa kering, semua pemikiranku entah tertuju untuk apa?
apakah semua itu untuk impianku semata. Apakah untuk dirimu, dirinya, mereka, semuanya, semua yang menjadi pengirng bayanganku.
Aku masih jenuh lebiih dari rasa jenuh hari demi hari aku menjadi orang yang dorman, tidur lelap dalam kegersangan. Aku lelah memikirkan bangsaku. Aku lelah memikirkan semua keinginan orang terhadap diriku.
Aku selalu ada di ujung tandusnya pasir di atas teriknya mentari.
2

1 Juli = 22

Tahun yang silih berganti telah pergi. Hari yang kian jauh. Yah begitu sempurnanya waktu sehingga tak dapat di ubah oleh siapa pun. Tak terasa umurku bertambah lagi dan juga berkurang.
Tapi aku tak merasa banyak perubahan di dalamnya. Tak banyak aku dapat lakukan untuk orang-orang yang ada di sekelilingku. Kadang perasaan Hampa lebih banyak menghantui. Perasaan kegagalan selalu bermain di pikiran ku. Aku tak mau itu terjadi. Rasanya ingin ku jauh dari semua itu. Aku ingin berdiri di puncak sambil tersenyum lepas.
Semoga di umur yang makin tua aku bisa berbuat lebih.
0

Sebuah Keputusan

Hari yang melelahkan semalaman membahas Laporan pertanggungjawaban pengurus HIMABIO FMIPA UNM, tapi semua rasa itu hilang dikala melihat teman2 pengurus dapat berkumpul dan bercengkerama dengan warga Biolog.
Sebuah Keputusan telah ku bacakan kepada mereka. Mudah-mudahan semua itu adalah putusan yang lahir dari pandangan objektifku bersama Baso, Ariandi, Ayub dan Appi serta warga. Masih miris hati ini melihat teman2 pengurus masih belum mampu bekerja secara maksimal. Namun semoga keputusan tersebut adalah sebuah hikmah bagi mereka untuk bekerja lebih baik ke depannya. Setitik Cinta Untuk HIMABIO. Segala asa kusandarkan padamu.
0

Pesan

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

0

Mandalawangi – Pangrango

Mandalawangi – Pangrango

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

0

GIE

ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah

ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

seindah pasir semeru
seharum bunga abadi pangrango
selantang suaramu
dan untuk almamatermu
kau berjuang.
GIE,

0

Hujan Di Bulan Juni

HUJAN BULAN JUNI


Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
0

Djarum Toddopuli Open (DTO)

Djarum Toddopuli Open....
Itulah kegiatanku beberapa hari yang lalu bersama agung, kak jiebz, ariandi, luke n rahman dan tamu undangan yang g mw disebutkan namanya. Yah olah raga sambil menghibur diri maklum lagi musimnya DIO 2011 (Djarum Indonesia Open). Dan juga mengobati kekecewan karena Tim Indonesia yang dibangga-bangga tak kunjung memberikan prestasi yang membanggakan. Yang seharusnya memberikan yang terbaik di negeri sendiri. Lucu juga lihat Ariandi yang main dengan gaya kaki yang mirip orang pincang. Kak jiebz yang tittttttt (sensor) susah lari mengejar bola. Pokoknya serulah di banding dengan menonton pertandingan lewat TV.
Asyik juga mengenang kembali waktu SMP dan SMA aku dan teman-teman rela keliling untuk latihan bulutangkis demi mengejar impian bisa mewakili daerah di Pra-PON. Tapi apa daya latihan kami tak mendapat dukungan yang memadai dari pemerintah daerah maklum kami hanya orang kampung. Masih teringat kata-kata pengelolanya "Maaf de', sudah ada yang isi untuk pelatihannya karena jauh daerahta dari kabupaten." Yah apa boleh buat kecewa benar-benar kecewa. Walaupun demikian aku, Adi, Asmar dan Asrul tetap selalu latiahan karena itu sudah hobi. Tapi sekarang aku udah tidak main dengan mereka semenjak kuliah.
"Majulah Negeriku" Buktikan kamu bisa
0

Kabut Tipis Di Senyum Mu

Ku sandarkan tubuhku seraya menghembus nafas yang diburu waktu. Kepentikkaan api dari korek ku sambil membakar rokok yang tinggal sebatang. Pikiranku jauh melambung mengawan. "Bagaimana kabarmu di sana?" Tanya hatiku terhadap sesosok manusia yang salalu bermain di pikiran ku akhir-akhir ini. Sudah 6 tahun tak ku lihat gelak tawanya dan candaannya yang selalu membuatku tersenyum lepas.
Sekilas ku kembali ke masa lampau. Anggun adalah sosok perempuan yang pertama kali ku lihat ketika aku kuliah di sebuah universitas di tempatku. Dia adalah sosok yang begitu mengagumkan. "Sporty but she beautiful" itulah gambaranku terhadapnya. Ia lebih anggun mengenakan celana jeans dan balutan baju casual. Yah, begitulah Anggun seanggun namanya. Dia adalah senior tingkatku. Perkenalanku hanya lewat proses Perkenalan mahasiswa baru. Tahun pertamaku hanya dihiasi pertemuan yang biasa-biasa saja. Hanya dihiasi senyuman sapa ketika tak sengaja berjumpa. Namun itu sudah membuat detak jantungku serasa berhenti.
Namun entah kenapa keberuntungan menghampiriku di semester berikutnya kami ternyata sekelas karena kami memprogram mata kuliah yang sama. Saat itulah kedekatan kami memuncak. Ternyata dia dan aku memiliki hobi yang sama yaitu traveling ataupun naik gunung. Singkat cerita kami bisalah dikatan sudah saling menyukai satu sama lain. Namun ada hal yang janggal kami tidak pernah mau mengungkapkannya secara langsung. Aku juga tak mau mengatakan perasaanku yang sebenarnya karena aku merasa ketika ku ungkapkan suatu saat itu akan dapat menyakiti perasaannya. Kubiarkan kisahku mengalir begitu saja. Karena aku dan dia sudah begitu dekat tak perlu ungkapan perasaan dan status pacaran. I'm truly love her so make it's simple.
Hal yang paling tak bisa kulupakan adalah ketika kami duduk berdua melihat terbitnya matahari dari puncak gunung. Kulihat matahari lewat kabut tipis itu sambil kugemgam tangannya. Sambail memandangi warna suram dari kumpulan pohon bergerak pelan ditiup angin. Ku dengar suaranya lirih "Apa kita akan seperti ini terus?" Apakah kita akan masih seperti ini?". Aku hanya menatap matanya sambil melempar senyum "Aku akan terus seperti ini, make all simple". Ia hanya membalas senyumku. Ku rasa dia juga tahu aku orang yang tak pernah mau memikirkan hal yang terlalu ribet, dan hal yang paling tak pernah ku penuhi adalah permintaannya untuk minum susu. My life is fun.
Namun tiba hal yang paling tak kusukai dalam hidupku, ketika ada orang yang mengucapkan perpisahan. Anggun harus mengikuti kemauan orangg tuanya untuk melanjutkan studi di luar negeri. Ia tak punya alasan untuk menolak, aku yang tak pernah memberi kepastian akan perasaanku, apalagi keluarganya juga tak akan setuju dengan kondisiku yang masih suka dengan duniaku sendiri. Intinya kami memang harus berpisah. But I never say good bye. Biarlah dia pergi dengan sejuta kenangan yang berkabut.
Peluit panjang terdengar menghentak lamunan masa laluku. Kereta sudah siap membawaku ke tujuan pendakian selanjutnya. Cuma itu yang kulakukan untuk mengobati semua kenanganku mencari kabut tipis berhiaskan cahaya mentari dari puncak. Kali ini kuharap yang terakhir karena Anggun memberiku kabar minggu depan Ia akan kembali. Katanya Ia sangat ingin bertemu denganku. Kabut manisku tak ingin ku melepasmu lagi.
0

Aku Kembali

Aku telah lama tak Bercerita Tentang Aku, Kini Aku dapat menulis lagi

Mungkin kini aku jenuh, mungkin juga aku senang, mungkin juga aku sedih, mungkin juga aku tak sadar. Aku telah sekian lama memendam ceritaku. Aku ingin mengisahkan kembali tersa sulit.
Hari ini kuhabiskan waktuku hanya menunggu dan menunggu. Aku ingin terus berpacu tetapi selalu saja badai datang. Mungkin esok akan sama tapi ku ingin esok berubah warnanya.
1

Sekedar Salam

Pesan ku dari jauh
Suarakan pada ombakak perlu terlalu resah
Karena Setiap Gelombangnya
Adalah cerita kelukaan hidup

Bicarakan pada pantai
Tak perlu selalu berubah
Karena yang setia itu
Lebih dihargai

Bisikkan pada bayu
Tak perlu terlalu membelai
Bimbang kasih sayangnya
Curahan hati itu tulus

Rayu camar berbisik
Tak perlu terbang jauh
Jika yang dekat lebih berharga

Titip salam pada Hujan
Katakan aku teramat Rindu
Pada segala keindahnnya
Pada belaian Kasih sayangnya
0

Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagaikan letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati

0

BANGSAKU

Bangsaku rindu akan
Tanah yang merdeka, udara yang tak harus di beli
Tapi hanya sebatas kerinduan
Merindukan tak terbatas
Bangsaku orang yang lapar
Lapar akan kebenaran dan keadilan
Tapi tak pernah mau mengisi
Perut dengan kebusukan dan keserakahan
Bangsaku punya kehormatan di ujung tiang
Tapi tak pernah menjilat Demi kekuasaan demi penindasan
Bangsaku, Sampai kapan diam menjadi hartamu
Sampai kapan lidah mu kelu
Menjadikan benar itu adil
Aku Bersama Mu BANGSAKU
0

WAKTU

Di setiap detik, menit, jam…

Aku ingin menghabiskannya denganMenatap tajam matamu

Melihat setiap detail wajahmuuntuk selalu ku ingat

Karena waktu terus menipis

Dan ku ragu waktu itu

Cuma Sedikit untukku

Untuk bisa melindungimu

memberikan bahuku untuk bersandar di kala sedihmu

memberikan jariku untuk mengahapus butiran air matamu

memberikan mataku untuk melihat kegelapan mu

memberikan kaki ku untuk mu melangkah ke depan dalam keraguanmu

waktu berikan aku sedikit lagi keadaan mu…… 4 u 8

0

ANGKA 4 DI HARI JUM'AT

Keramaian malam masih terasa riuh di tengah ruang kaku yang dipenuhi orang-orang yang sibuk memikirkan langkahnya ke depan. Aku terduduk di antara mereka menatap satu persatu wajah yang kisut, karena malam telah berlalu dengan cepat seiring dengan oksigen yang mulai menjadi jarum yang dingin menggelitik kulit.

"Ayo!! temani aku keluar sebentar!!" Lamunan ku tersentak mendengar kata itu seraya buyarkan lamunan ku yang kosong acuhkan keramaian. Aku terpaksa berdiri karna kaos oblongku ditarik oleh salah seorang temanku. Entah kenapa malam itu tidak seperti biasanya semuanya terasa aneh bagi ku. Seiring dengan Mitos mengahantuiku kening bagian kiri tak berhenti menari ria bergetar-getar. Yang menurut cerita orang terdahulu dari kampungku adalah pertanda buruk akan terjadi. Tapi aku sebenarnya antara percaya dan tidak terhadap keyakinan seperti itu.

Setelah agenda kegiatan malam itu berakhir, ku rebahkan badan ku sejenak. Melepaskan setiap hembusan nafasku seraya menutup bola mataku yang sudah lelah menatap dentingan jarum jam yang sudah menunjukkan "angka 4". Telinga ku berdesik ke arah suara getaran ponselku seraya tangan ku meraba dan menekan tombol yang setia menemaninya. Otakku terpacu karena suara yang terdengar adalah tangisan yang tak biasa ku dengar namun suara yang tak asing dengan terbata-bata menyebutkan sebuah nama. "Kakak... Nidar Meninggal....". Tanpa bicara ku hentikan untuk mendengar suara itu. Ku jatuhkan titik-titik air ke tubuh ku untuk menghapus mimpi buruk yang baru terdengar yang begitu aneh bagiku.

Ku kuatkan langkah ku semnbari mengawal putaran roda kuda besiku menuju tempat yang ku benci seumur hidupku. Berjalan di atas lantai putih yang penuh dengan aroma yang pekat dengan bahan kimia serta pembersih lantai yang khas. Suasana makin tak ku kenal lagi orang-orang yang tertunduk kaku tanpa sekilas senyum menjadi pemandangan yang suram. Ku hampiri ruangan kecil itu, di atas sebuah rangkain besi berwarna putih ku lihat tubuh yang kaku, pucat dan tak menunjukkan ekspresi apa pun. Tak mau ku memandang tapi batin ku meronta, tak mau ku alihkan pandangan ku tapi perasaan ku kelu. Kuputuskan untuk beranjak pergi tak mau melihatnya lagi.

Semua itu lebih baik menjadi mimpi bagiku, tak mau aku meneruskan tidur ku lagi. Namun aku terbangun dimana kali ini aku telah berdiri di depan segundukan tanah basah yang dihiasi dua potongan kayu yang berdiri kokoh dengan bertuliskan YUSNIDAR WAFAT Jum'at, 4 Februari 2011. Selamat Jalan Saudariku Semoga kamu tenang di sana. Aku kirimkan setumpuk doa untukmu.