AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
0

JIKALAU

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang manahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti, saat semua telah menjadi masa lalu aku ingin ada diantara mereka,
Yang beralaskan di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya,
Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu,
Hingga mereka mendapat anugerah itu.

[(Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa
bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung
kuku, di banding segala nikmat yang ku terima di sini)

(Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi
lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang
aku berbahagia)]

Suatu hari nanti, ketika semua telah menjadi masa lalu, aku tak ingin ada di antara mereka,
yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

[(Duhai! Harta yang dahulu ku kumpulkan sepenuh raga, ilmu yang ku kejar setinggi langit,
kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak ku buat menjadi amal jariah yang
dapat menyelamatkan ku kini?)

(Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu ku jalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding
sengsara yang harus ku arungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya
sedikit jua?)]
0

RENUNGAN

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku......
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah
bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah
beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu
mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru,
jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa"
darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.

Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau
di samping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu
mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh
rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga
untukmu.

Pesan:
Hormati Ayah dan Ibumu sebelum mereka meninggalkan anda dengan kedukaan yang mendalam.
0

CUKUP

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.


---
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"
0

MUMAS XX HIMABIO

Masih teringat jelas tanggal 1 Januari 2010 saat itu embun pagi begitu indah saat aku terbangun usai melihat pesta kembang api menyambut pergantian tahun di depan rumah kozt'an ku. Pagi itu aku bergegas ke kampuz untuk bertemu dengan rekan-rekan pengurus HIMABIO Periode 2008-2009 untuk mempersiapkan keberangkatan menuju MUMAS XX HIMABIO, dimana saat itu aku menjadi calon Ketua Umum bersama tiga teman karibku, Adry, Yusran "Churezt", Ayyub. Inilah awalnya Kawan aku beranjak dari seorang yang selalu takut mengungkapkan apa yang ada di pikiran ku menjadi sebuah gagasan moril bagiku sendiri. Aku tak berharap banyak untuk terpilih karna sebenarnya aku masih kering akan pengalaman, kosong akan sejarah Himpunan. Namun yang pegang kuat adalah niat dan keinginan kuat yang ku dapatkan dari seorang AYAH yang seumur hidupku tak mau banyak bicara dengan ku "jadilah anak yang bisa membanggakan orang tua mu" itulah kata-kata sakral dari seorang Ayah yang begitu pendiam yang salalu ku banggakan.
Kawan dari usaha modal kepercayaan akhirnya aku terpilih menjadi Pemimpin bagi kaum yang selalu sibuk dengan Laporan dan Praktikum yang sudah menjadi budaya mendarah daging. Terkadang Laporan lebih penting dari memikirkan diri sendiri, sangarnya wajah asisten bak ibarat mimpi buruk yang tak mau lepas. Tak kepalang bukan main riangnya hati yang tak tergambarkan dengan senyuman.

0

AKU

aku ingin mendaki puncak tanntangan,
menerjang batu granit kesulitan,
menggoda mara bahaya,
aku ingin ke tempat jauh,
dimana aku bisa belajar.
...belajar menemukan kehidupanku..
0

RAHASIA TUHAN

putih hati yg sedang ternodai,
MEMBUTAKAN seluruh mata dan hati,
terhempas dlam jurng yg tinggi,
dlam gelapnya hati MENGHUKUM diri,
coba untuk menentukan teka teki kehidupan,
...tuhan kan beri jawaban, untuk semua yg telh terjadi,
biarkan waktu yg MENGHAKIMI,
yakinlah d balik semua cobaan tersimpan rahasia TUHAN yg tak terungkpkn, janganlah menyalahkan keadaan yg kini terjadi,
sepenuhnya ku serahkan padamu
0

CORETAN

Jelas sudah pikiran

Jelas sudah bahwa itu tidak jelas

entah kenapa otak

tak mampu berdefenisi

mengungkap segala kerancuan

dormansi alam pikiran

memebawa tanya menjadi

kawan akrab dalam tidur

membuka mata sembari

memandang dinding bertuliskan

Jelas...Tidak....Jelas

bermain dengan waktu

diam kini aku diam

diam tak mau menjelaskan

karna jelas itu

tak akan menjela...