AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
0

Sebuah Keputusan

Hari yang melelahkan semalaman membahas Laporan pertanggungjawaban pengurus HIMABIO FMIPA UNM, tapi semua rasa itu hilang dikala melihat teman2 pengurus dapat berkumpul dan bercengkerama dengan warga Biolog.
Sebuah Keputusan telah ku bacakan kepada mereka. Mudah-mudahan semua itu adalah putusan yang lahir dari pandangan objektifku bersama Baso, Ariandi, Ayub dan Appi serta warga. Masih miris hati ini melihat teman2 pengurus masih belum mampu bekerja secara maksimal. Namun semoga keputusan tersebut adalah sebuah hikmah bagi mereka untuk bekerja lebih baik ke depannya. Setitik Cinta Untuk HIMABIO. Segala asa kusandarkan padamu.
0

Pesan

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

0

Mandalawangi – Pangrango

Mandalawangi – Pangrango

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

0

GIE

ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah

ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

seindah pasir semeru
seharum bunga abadi pangrango
selantang suaramu
dan untuk almamatermu
kau berjuang.
GIE,

0

Hujan Di Bulan Juni

HUJAN BULAN JUNI


Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
0

Djarum Toddopuli Open (DTO)

Djarum Toddopuli Open....
Itulah kegiatanku beberapa hari yang lalu bersama agung, kak jiebz, ariandi, luke n rahman dan tamu undangan yang g mw disebutkan namanya. Yah olah raga sambil menghibur diri maklum lagi musimnya DIO 2011 (Djarum Indonesia Open). Dan juga mengobati kekecewan karena Tim Indonesia yang dibangga-bangga tak kunjung memberikan prestasi yang membanggakan. Yang seharusnya memberikan yang terbaik di negeri sendiri. Lucu juga lihat Ariandi yang main dengan gaya kaki yang mirip orang pincang. Kak jiebz yang tittttttt (sensor) susah lari mengejar bola. Pokoknya serulah di banding dengan menonton pertandingan lewat TV.
Asyik juga mengenang kembali waktu SMP dan SMA aku dan teman-teman rela keliling untuk latihan bulutangkis demi mengejar impian bisa mewakili daerah di Pra-PON. Tapi apa daya latihan kami tak mendapat dukungan yang memadai dari pemerintah daerah maklum kami hanya orang kampung. Masih teringat kata-kata pengelolanya "Maaf de', sudah ada yang isi untuk pelatihannya karena jauh daerahta dari kabupaten." Yah apa boleh buat kecewa benar-benar kecewa. Walaupun demikian aku, Adi, Asmar dan Asrul tetap selalu latiahan karena itu sudah hobi. Tapi sekarang aku udah tidak main dengan mereka semenjak kuliah.
"Majulah Negeriku" Buktikan kamu bisa
0

Kabut Tipis Di Senyum Mu

Ku sandarkan tubuhku seraya menghembus nafas yang diburu waktu. Kepentikkaan api dari korek ku sambil membakar rokok yang tinggal sebatang. Pikiranku jauh melambung mengawan. "Bagaimana kabarmu di sana?" Tanya hatiku terhadap sesosok manusia yang salalu bermain di pikiran ku akhir-akhir ini. Sudah 6 tahun tak ku lihat gelak tawanya dan candaannya yang selalu membuatku tersenyum lepas.
Sekilas ku kembali ke masa lampau. Anggun adalah sosok perempuan yang pertama kali ku lihat ketika aku kuliah di sebuah universitas di tempatku. Dia adalah sosok yang begitu mengagumkan. "Sporty but she beautiful" itulah gambaranku terhadapnya. Ia lebih anggun mengenakan celana jeans dan balutan baju casual. Yah, begitulah Anggun seanggun namanya. Dia adalah senior tingkatku. Perkenalanku hanya lewat proses Perkenalan mahasiswa baru. Tahun pertamaku hanya dihiasi pertemuan yang biasa-biasa saja. Hanya dihiasi senyuman sapa ketika tak sengaja berjumpa. Namun itu sudah membuat detak jantungku serasa berhenti.
Namun entah kenapa keberuntungan menghampiriku di semester berikutnya kami ternyata sekelas karena kami memprogram mata kuliah yang sama. Saat itulah kedekatan kami memuncak. Ternyata dia dan aku memiliki hobi yang sama yaitu traveling ataupun naik gunung. Singkat cerita kami bisalah dikatan sudah saling menyukai satu sama lain. Namun ada hal yang janggal kami tidak pernah mau mengungkapkannya secara langsung. Aku juga tak mau mengatakan perasaanku yang sebenarnya karena aku merasa ketika ku ungkapkan suatu saat itu akan dapat menyakiti perasaannya. Kubiarkan kisahku mengalir begitu saja. Karena aku dan dia sudah begitu dekat tak perlu ungkapan perasaan dan status pacaran. I'm truly love her so make it's simple.
Hal yang paling tak bisa kulupakan adalah ketika kami duduk berdua melihat terbitnya matahari dari puncak gunung. Kulihat matahari lewat kabut tipis itu sambil kugemgam tangannya. Sambail memandangi warna suram dari kumpulan pohon bergerak pelan ditiup angin. Ku dengar suaranya lirih "Apa kita akan seperti ini terus?" Apakah kita akan masih seperti ini?". Aku hanya menatap matanya sambil melempar senyum "Aku akan terus seperti ini, make all simple". Ia hanya membalas senyumku. Ku rasa dia juga tahu aku orang yang tak pernah mau memikirkan hal yang terlalu ribet, dan hal yang paling tak pernah ku penuhi adalah permintaannya untuk minum susu. My life is fun.
Namun tiba hal yang paling tak kusukai dalam hidupku, ketika ada orang yang mengucapkan perpisahan. Anggun harus mengikuti kemauan orangg tuanya untuk melanjutkan studi di luar negeri. Ia tak punya alasan untuk menolak, aku yang tak pernah memberi kepastian akan perasaanku, apalagi keluarganya juga tak akan setuju dengan kondisiku yang masih suka dengan duniaku sendiri. Intinya kami memang harus berpisah. But I never say good bye. Biarlah dia pergi dengan sejuta kenangan yang berkabut.
Peluit panjang terdengar menghentak lamunan masa laluku. Kereta sudah siap membawaku ke tujuan pendakian selanjutnya. Cuma itu yang kulakukan untuk mengobati semua kenanganku mencari kabut tipis berhiaskan cahaya mentari dari puncak. Kali ini kuharap yang terakhir karena Anggun memberiku kabar minggu depan Ia akan kembali. Katanya Ia sangat ingin bertemu denganku. Kabut manisku tak ingin ku melepasmu lagi.
0

Aku Kembali

Aku telah lama tak Bercerita Tentang Aku, Kini Aku dapat menulis lagi

Mungkin kini aku jenuh, mungkin juga aku senang, mungkin juga aku sedih, mungkin juga aku tak sadar. Aku telah sekian lama memendam ceritaku. Aku ingin mengisahkan kembali tersa sulit.
Hari ini kuhabiskan waktuku hanya menunggu dan menunggu. Aku ingin terus berpacu tetapi selalu saja badai datang. Mungkin esok akan sama tapi ku ingin esok berubah warnanya.
1

Sekedar Salam

Pesan ku dari jauh
Suarakan pada ombakak perlu terlalu resah
Karena Setiap Gelombangnya
Adalah cerita kelukaan hidup

Bicarakan pada pantai
Tak perlu selalu berubah
Karena yang setia itu
Lebih dihargai

Bisikkan pada bayu
Tak perlu terlalu membelai
Bimbang kasih sayangnya
Curahan hati itu tulus

Rayu camar berbisik
Tak perlu terbang jauh
Jika yang dekat lebih berharga

Titip salam pada Hujan
Katakan aku teramat Rindu
Pada segala keindahnnya
Pada belaian Kasih sayangnya
0

Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagaikan letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati