AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Agar organism dapat mempertahankan jenisnya, maka ia harus berkembang biak atau bereproduksi. Setiap hewan dilengkapi dengan kemampuan untuk bereproduksi. Pada hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat reproduksinya biasanya lebih terspesialisasi dan dilengkapi dengan alat kelamin luar. Secara umum system reproduksi terdiri atas kelenjar utama (gonad), saluran reproduksi, kelenjar asesori.
Pada hewan jantan, gonadnya dinamakan testis. Di dalam terdapat salauran reproduksi sperma yang disebut tubulus semeniferus. Merupakan tempat dimana spermatogenesis berlangsung. Saluran reproduksi yang lain yaitu vas efferent, epididimis, vas defferen dan uretra. Sedangkan pada betina, gonadnya disebut ovarium. Di dalam ovarium terdapat folikel-folikel ovarium dengan stadium perkembangan yang berbeda. Folikel ovarium dapat berupa folikel primer, folikel sekunder, dan folikel tersier serta folikel de graff. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan fungsi kedua dari perkembangan hewan. Perkembangbiakan pada organisme bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat melestarikan jenisnya. Pada berbagai jenis hewan, perkembangbiakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara aseksual atau vegetative dan perkembangbiakan secara seksual atau generative.
Berdasarkan hal di atasah sehingga praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “Sistem Reproduksi” ini dilakukan yaitu agar kita dapat mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya. Kemudian kita dapat membandingkan system reproduksi pada katak dan mencit. Dimana disini kita akan mengamati organ reproduksi dari jenis taksa atau hewan yang berbeda.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu:
1. Mengenal bagian-bagian dan susunan sistem reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Membandingkan system reproduksi pada katak, merpati dan mencit.
C. Manfaat Praktikum
1. Kita dapat mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Kita dapat membandingkan system reproduksi pada katak, merpati dan mencit.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi adalah pembentukan organisme baru dari individu yang telah ada. Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan suatu spesies secara keseluruhan. Jadi proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup tiap organisme seperti bernapas, makan, ekskresi dan pencernan, namun tanpa reproduksi spesies akan punah. Reproduksi dapat dipandang dari berbagai tingkata. Pada tingkat molekuker, reproduksi berhubungan dengan kemampuan khas asam nukleat untuk menggandakan diri. Pada tingkat seluler, reproduksiberhubungan dengan sel untuk menggandakan diri pada tingkat organism, reproduksi berhubungan dengan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi pada hewan dikelompokkan menjadi dua yaitu reproduksi secara aseksual (secara vegetatif atau secara tidak kawin) dan reproduksi secara seksual (secara generatif atau secara kawin) (Adnan, 2006)
Pada sebagian besar ikan dan amfibia jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa eferensia menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang menyangga testis ke tubulus anterior ginjal (ginjal merupakan suatu opistonefros). Sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinerfrik yang menyalurkan baik urin maupun sperma ke kloaka. Dalam evolusi reptilian burung dan mamalia, ginjal berubah dari opistonefros dengan penyaluran saluran arkinefrik menjadi metanefros dengan penyaluran ureter. Pola penyeluran sperma tetap seperti pada amfibia tapi istilahnya berlainan karena istilah-istilah untuk struktur mamalia dibuat sebelum hubungan evolusinya dengan struktur ginjal primitive diketahui (Ville, 1984).
Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis).testes adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal (Anonim, 2008).
Pada sebagian besar vertebrata betina telah disalurkan dari rongga tubuh atau colon oleh sepasang oviduct, tetapi oviduct tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Ikan dan hamper semua amfibia berkembang biak di dalam air. Sebagian besar bersifat ovipar, vertilisasi terjadi di luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Pada katak, tiap oviduk merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh hingga ke kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jelly di sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduk tidak mengalami spesialisasi (Ville, 1984).
Gonad disebut testis. Ada sepasang, terletak dalam skrotum, suatu kantong di laur rongga tubuh. Pada awal pertumbuhan testis berada dalam rongga tubuh atau abdomen, kemudian turun ke scrotum. Ketika turun itu ikut terbawa lapisan rongga tubuh (peritoneum) bersama otot dinding abdomen. Spermatozoa yang dihasilkantestis, bersama sedikit plasma semen (cairan mani), disalurkan ke luar tubuh lewat saluran berikut, tubuli recti, rete testis, ductuli efferentes, ductus epididimis, vas deverens dan uretra. Di dalam saluran itu banyak terdapat sel penggetah cairan yang jadi komponen semen. Terdapat pula kelenjar yang menghasilkan cairan semen yang mengeluarkan getahannya ke saluran. Kelenjar itu adalah: vesikula seminalis, prostate (prostat), cowper (bulbous rethralis), dan littre (Yatim, 1982).
Sepasang ovarium di kiri kanan uterus, dalam rongga pelvis. Diikatkan pada dinding dorsal tubuh pada broad ligament uterus oleh mesovarium, dank e uterus sendiri oleh ligament pula. Pada orang: panjang 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm, tebal 0,6 – 1,5 cm. ia diselaputi oleh selapis sel-sel yang berasal dari lapisan peritoneum, yang kemudian berubah mejadi bentuk kubus disebut epitel germinal. Jaringan dasar ovarium disebut stroma, mengandung serat jaringan ikat, otot polos, dan pembuluh darah yang bergulung-gulung banyak sekali. Badan ovarium terdiri dari dua daerah yakni cortex dan medulla (Yatim, 1982).
Pada hewan menyusui ovarium dan saluran-saluran reproduksinya terpisah, akan tetapi keduanya bergantung pada ruang abdomen dengan jarak dekat. Keduanya bergantung pada ligamentum yang bertaut pada dinding ruang abdomen. Pada ligamentum ini pula terdapat syaraf dan pembuluh darah yang member hidup pada ovarium dan saluran-saluran reproduksi. Urat saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam ovarium melalui hilusnya. Ligamentum penggantung mempunyai kelanjutan yang bersatu dengan ligamentum inguinalis, yang homolog dengan alat penggantung testes atau gubernaculums testes (Partodihardjo, 1987).
Pada mamalia, termasuk manusia organ reproduksi betina biasanya terdiri atas dua buah ovarium, dua buah oviduct, uterus, vagina, dan genetalia eksterna. Secara umum dikenal ada tiga jenis ovarium adalah ovarium yang berbentuk kantung, dan rongga ovarium (ovacoel) langsung berhubungan dengan oviduct. Telur yang matang diovulasikan langsung ke dalam ovocoel. Tipe ovarium ini dijumpai pada teleostei ovarium berongga, namun telur yang masak diovulasikan ke coelom, dan ovarium berbentuk pipih misalnya pada mamalia (Adnan, 2008).
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C). Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis (Anonim, 2008).
Gonad laki-laki,tempat dimana sperma dihasilkan dan androgen disintesis, adalah testis (jamak:testes). Istilah testikel sering digunakan untuk menyebut testis manusia. Pada banyak mamalia,testis turun dari tempat asalnyadi sekitar daerah ginjalpada abdomen menuju kantung yang longgar pada skrotum, sebuah kantung yang menggantung tepat di belakang penis. Baik penis maupun kantung skrotum terletak eksternal, di antara kaki (Fried, 2005).
Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang tetap berada di dalam rongga abdominal sepanjang hidup. Lebih dari 400.000 sel telur potensial terdapat dalam ovarium, tapi hanya sekitar 400 akan menjalani meiosis sempurna. Uterus terhubung ke sebuah saluran pendek tepi tak rata yang dikenal sebagai vagina. Vagina membentangi leher uterus yang sempit (servik) di salah satu ujung, dan memanjang kea rah luar pada ujung distalnya. Vulva adalah organ seks eksternal yang tersusun atas labia mayora dan lania minora serta klitoris. Vulva mengelilingi bukaan ke vagina dan bukaan yang terpisah menuju uretra. Bibir eksternal (labia majora) menyelubungi sepasang bibir internal (labia minora). Labia minora dengan skrotum pada laki-laki. Klitoris, yang merupakan gembungan kecil berisi jaringan erektil dan terletak tepat di atas bukaan vagina, homolog dengan penis pada laki-laki (Fried, 2005).
Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa. Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka (Anonim, 2008)
Tanggung jawab mamalia betina atas berhasilnya reproduksi jauh lebih besar dari pada yang jantan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa fisiologi reproduksi betina sangat lebih kompleks daripada yang jantan. Ia tidak hanya menghasilkan sel kelamin (telur), tetapi juga dilengkapinya untuk menerima sperma dari jantan, memberikan keadaan yang cocok untuk terjadinya fertilisasi dan mampu membri makanan bagi yang sedang berkembang sebelummaupun sesudah kelahiran (Kimball, 2005).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa/ 11 November 2008
Waktu : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Papan bedah
b. Perangkat alat seksi
c. Pisau tajam
d. Botol pembius
e. kapas
2. Bahan
a. Mencit (Mus musculus) jantan dan betina
b. Katak (Rana cancarivora)jantan dan betina
c. Kloroform

C. Prosedur Kerja
1. Mencit
a. Mematikan mencit dengan cara dislokasi leher
b. Meletakkan mencit di atas papan bedah. Bagian ventral mencit menghadap ke atas. Menusuk keempat kaki mencit dengan pentul.
c. Mengamati alat kelamin luar pada mencit jantan dan betina.
d. Melakukan pembedahan. Selanjutnya mengamati alat kelamin dalam, meliputi gonad, saluran reproduksi, kelenjar-kelenjar asesori. Memperhatikan jumlah, bentuk dan posisi atau letak masing-masing organ.
e. Menggambar hasil pengamatan dengan menggunakan ukuran skala.
2. Katak
a. Membius katak dengan menggunakan kapas yang telah ditetesi dengan kloroform ke dalam botol pembius.
b. Meletakkan katak di atas papan bedah. Bagian ventral katak menghadap ke atas.
c. Melakukan pembedahan. Selanjutnya mengamati alat kelamin dalam, meliputi gonad, saluran reproduksi, kelenjar-kelenjar asesori. Memperhatikan jumlah, bentuk dan posisi atau letak masing-masing organ.
d. Menggambar hasil pengamatan dengan menggunakan ukuran skala.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Katak
a. Jantan
Setelah melakukan pengamatan pada katak yang tergolong hewan ampibia maka diperoleh sistem Genitalia jantan pada katak berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis) testes adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.
b. Betina
Katak betina memiliki sepasang ovarium yang terdiri atas banyak lobus dan terdapat di bagian dorsal badan yang digantung oleh mesovarium. Dinding ovarioum disusun oleh techa eksternal, yaitu lanjutan dari lapisan peritoneum. Ovarium katak berukuran besar karena dipenuhi oleh banyak sekali sel-sel telur berwarna kuning kecoklatan. Sepasang saluran telur (oviduct) yang berkelok-kelok terdapat di sebelah lateral ovarium. Ujung cranial oviduct yang terletak disebelah dalam jantung disebut ostium tubae yaitu tempat masuknya sel telur. Sedangkan pada ujung distal oviduct yang lebih melebar disebut uterus yang selanjutnya bermuara ke dalam kloaka, dan dari sinilah sel telur dikeluarkan ke dunia luar melalui lubang kloaka.
Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
2. Mencit
a. Jantan
Setelah melakukan pengamatan pada sistem reproduksi pada mencit jantan, kditemukan alat-alat kelamin bagian luar dan dalam dari mencit jantan. Organ kelamin eksternal berupa penis dan skrotum yang berwarna agak merah. Penis ini digunakan sebagai alat ejakulasi sehingga sperma dapat masuk ke dalam vagina mencit betina. Sedangkan skrotum adalah kantung yang di dalamnya ditemukan testis. Skrotum ini terlihat di bawah penis dan terbungkus oleh kulit. Skrotum ini berfungsi untuk mempertahankan testis pada suhu di bawah suhu intrabdominal.
Organ reproduksi internal pada mencit jantan berupa terdiri dari tiga bagian besar yaitu kelenjar utama (gonad), saluran reproduksi dan kelenjar-kelenjar asesori. Pada jantan gonadnya dinamakan testis. Testis pada mencit terdiri atas sepasang yang berwarna putih agak kekuning-kuningan. Permukaan luar testis dilapisi oleh peritoneum yang telah membentuk tunika vaginalis. Di sebelah dalamnya terdapat jaringan ikat dan tunika albuginea. Testis ini berbentuk bulat lonjong. Testis mencit terdiri dari satu ruangan, di dalamnya terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiverus, tempat berlangsungnya spermatogenesis. Dismping testis terdapat epididimis, saluran berkelok-kelok halus dan berwarna putih bening. Fungsinya yaitu untuk mengabsorbsi, maturasi, transportasi, penyimpanan spermatozoa dan eliminasi sperma yang tersimpan terlalu lama dan tidak di ejakulasi. Saluran yang meninggalkan epididimis disebut duktus deferens berupa saluran berotot sehingga menyerupai tali. Vesikula seminalis diduga sebagai tempat untuk menghasilkan cairan sperma. Kelenjar prostat berbentuk bulat dan terdapat sepasang. Kelenjar bulbourethra ada sepasang dan terdapat di bawah uretra. Selain itu juga terdapat bledder yang terdapat di bagian atas kelenjar prostat yang berfungsi untuk menampung sperma sebelum masuk ke uretra.
b. Betina
Setelah melakukan pengamatan pada system reproduksi pada mencit betina, kami menemukan alat-alat kelamin bagian luar dan dalam dari mencit betina. Organ reproduksi eksternal pada mencit betina ditemukan vulva atau lubang vagina. Vagina merupakan saluran kelamin betina yang berfungsi sebagai tempat penumpahan semen dan sebagai jalur keluar fetus dan plasenta pada saat melahirkan. Sedangkan pada organ reproduksi internal terdiri atas ovarium, uterus, dan oviduck.
Ovarium, Terdapat sepasang dan terletak di belakang ginjal. Berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan sel telur dan juga sebagai kelenjar endokrin yang mampu mensekresikan hormone estrogen dan progestron.
Oviduct, Sebelah bawah ovarium terdapat tuba vallopi atau oviduct yang merupakan saluran telur yang berkelok-kelok, dengan lumen yang dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid selapis dan bersilia. Saluran ini berfungsi sebagai alat untuk memindahkan sel telur dan spermatozoa ke tempat pembuahan, untuk kapasitas sperma, dan tempat pembelahan zygot.
Uterus, Terdiri atas sepasang tanduk uterus, badan uterus, dan leher uterus (serviks). Serviks merupakan bagian saluran reproduksi yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio.
3. Merpati (Aves)
Pada aves contohnya pada merpati sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Merpati yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh setelah melakukan praktikum Sistem Reproduksi maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Adapun sistem dan alat reproduksi yang diamati adalah :
a. Alat reproduksi pada katak terdiri atas, pada katak betina terdiri atas saluran telur, uterus, kloaka, lubang kloaka, ovarium, lemak dan ostium. Sedangkan pada katak jantan terdiri atas vas deferensia, testis, vesikula seminalis, kloaka dan lubang kloaka.
b. Alat reproduksi pada mencit (Mus musculus) terdiri atas, pad mencit betina terdiri atas ovarium, tuba falopi, tanduk uterus, corpus uterus, serviks, klitoris, vulva, dan lumen uterus. Sedangkan pada mencit jantan terdiri atas vesikula seminalis, capuk, epididimis, testis, penis, boulborethra dan vas deferens.
c. Alat reproduksi pada merpati terdiri dari, pada merpati jantan terdiri dari testes, epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada merpati betina terdiri dari hanya ada satu ovarium.
2. Baik mencit jantan maupun mencit betina memiliki alat reproduksi yang lebih kompleks daripada alat reproduksi katak dan merpati karena mencit tingkat taksanya lebih tinggi.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin di capai.

DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. FMIPA UNM: Makassar.

Anonim. 2008. Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan Jantan. http//www.indoskripsi/sistem reproduksi/sains.com. Diakses pada tanggal 15 November 2008.

Fried, George, dkk. 2005. Scaum Out Lines Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.

0 komentar:

Posting Komentar