AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
Senja sedang menari, berputar dengan jingga, aku hanya menjadi penonton bersama rindu
0

Juni

Sesaat ingin ini seperti kemarin. Terbangun dengan setumpukan rencana dan harapan yang akan berjalan sebagaimana mestiya. Di pagiku terkadang terbangun dengan senyum sambil mengintip ponsel biasaya menyapa ku. Semangat pagi yang selalu memberi arti. Seulas senyum yang selalu hadir. Melupakan semua letih, membangkitkan ikrar menurut mu "Kerja Ibadah". Aku berusaha memahami, mengerti, memaklumi segala yang betentangan dengan ikrar tersebut. Sampai benar-benar di luar batas kemampuanku. Maaf aku belum bisa menjalankannya, memang aku keras kepala terhadap apa yang kuanggap benar. Juni begitu bearti, di saat aku tak tau apa yang bisa ku lakukan untuk menjalankan amanah. Kau datang ibarat hujan di nadirnya kemarau. Memberi cerah di antara keputusasaan. Kata Mu semuanya akan baik-baik saja. Aku tak pernah berpikir begitu tulusmu hadir di kemarau itu. Terima Kasih telah hadir saat itu. Ketika lelah ku tak mampu ku obati sendiri. Saat itu pula hadirmu mengobati. Mengajak untuk tertawa lepas. Mengajari bagaimana tersenyum walaupun ada beban yang harus di sembunyikan dalam-dalam. Mengalahkan rasa takut di antara kita walaupun cuma sesaat kita saling bersandar. Takut itu hilang dikalahkan gemgaman yang erat. Tapi itu hanya sesaat tak mampu di bendung ketika kita berada di ufuk masing-masing. Maaf aku tak mampu menghapus rasa takut mu. Senja di sini sangat membuatku tersiksa. Di setiap lukisannya selalu ada cerita tentang harapan. Rasanya tak ingin terganti dengan malam biarkan saja aku terus menatap harapan itu. Entah mengapa aku tak bisa menahanmu. Tapi aku juga berpikir dengan menahan mu pasti kamu akan terus ketakutan. Sementara aku tak mampu berbuat apa-apa. Tapi itu cuma sementara. Iya aku percaya itu sementara. "Kita akan saling menguatkan bukan, walau kata tak terverbalkan hingga waktu menentukan kapan kita akan kembali menghabiskan waktu bersama" Walau kemarau panjang akan membuat rindu umenyayat tapi percayalah selama kemarau ada hujan yang menunggu waktu tepat untuk turun, dan saat ia turun yakinlah seluruh alam bersuka ria bahkan pelangi pun akan turun." Aku bertanya apakah kau mengajari ku untuk bersabar atau mengajariku juga untuk mengalah.
0

1

# Pagi, mandikan Beat Kun, kasian berdebu terus. Teman sejati harus saling melengkapi. # Siang, Ke bandara menyerahkan rekomendasi ke Pak Lilik Hendrajaya, akhirnya berkas lengkap, tinggal menunggu pengumunan dan banyak berdoa. Pulang ditemani rintik hujan. # Malam, EUROforia.. Menghabiskan malam dengan menikmati tontonan para gladiator bola.
Rasanya aku tak ingin dari tidur ku. Biarlah aku melewati segala musim dengan tidur panjang yang membuatku tak memikirkan apa-apa. Dan pastinya ketika aku tersadar, memori otak ku akan mencari folder yang berisikan tentang-MU. Hari ini aku tersenyum dalam kepura-puraan, tertawa dalam kebohongan. Rasanya sulit, sangat sulit bahkan. Entah apa yang harus ku katakan untuk lebih tegap lagi menantang badai. Baru kali ini aku menyerah, mengalah, dikalahkan, dan harus tertunduk. Entah mengapa aku ingin berlama-lama merasakan titik air yang berjatuhan. Ku rasakan jatuhnya di telapak tanganku. Yah.. ku pahami mungkin ini isyarat-Mu. Ku hanya berbisik kepada butiran itu. Temanilah dia, dia lebih akan memahami mu, buatlah dia tersenyum.
1

Kamu....Aku

Melangkahlah, kau hanya perlu memperhatikan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, agar resiko jatuhnya kecil Bagaimana bisa aku melangkah Ketika aku masih berdiri tegap Menggemgam erat tangan mu Agar kamu tak takut lagi Kalo begitu kau bisa mengajariku melangkah Mungkin agak sulit bagiku untuk mengimbangi Tapi aku bisa belajar agar kelak, Ku mampu berlari bersama mu Memang aku ingin Kita dapat berlari beriringan Melintasi padang ilalang Sehingga kita dapat merasakan Angin yang menerpa wajah kita Dan di saat itu Aku akan tersenyum juga menangis AKu akan memandang wajahmu lekat Dan berkata kau nyata Cobalah bersandar Sampai tak ada jarak antara kita Ketika takut mu, resah mu, lelah mu, sedih mu Hilang dan terganti oleh Senyuman dan tidur lelap dan melupakan semuanya Yakinlah Aku nyata ada untuk Mu....
Aku terkadang lelah... Lelah menatap jalan yang kadang tak berarah Bisakah kau ku andalkan menjadi mataku Menuntun aku menatap pelangi di ujung jalan Lidahku kadang kelu menjawab semua tantangan... Bantulah aku, beicarakan kepadanya Ada jawaban atas segala kerisauan Kaki ini kadang sulit untuk melangkah Ketika berjalan pun tak mampu Bagaimana aku bisa berlari ke arah mu... Mau kah kamu berlari ke arah ku? Kadang buruknya mimpi membangunkan ku.. Bisakah kamu hadir saat ku terjaga Dan berkata "itu cuma Mimpi"
0

Folder

Kemarin rasanya sangat jenuh dan bosan di tempat kerja, Alternatifnya pazti lari ke rumah ke 2, dimana lagi kalo bukan himpunan. Tiba di Himpunan tapi penduduknya entah pada kemana, mungkin sibuk mengurusi urusan akademik yang sekrang mengalahkan eksisnya setan-setan di FIlm2 murahan Indonesia yang telah merusak pamor seram para hantu maupun setan menjadi tontonan yang mengundang persepsi antara horor atau p***o (Kasin-kasian). gak ada yang bisa di ajak cerita, yah mengutak atik komputer mumpung lagi lowong. Buka folder sana folder sini, tapi Folder Pengurus Periode 2009-2010 yang paling lama. Folder Ketua Umum, yah berisi tumpukan file yang bertahun-tahun lalu menjadi kenangan. Rasanya memori otak berpacu keras menguruas semua materi otak hal-hal berjalannya file-file itu terbentuk. Rasanya sangat senang kembali ke masa itu. Bukan kejayaan bukan kesuksesan yang menjadi ingatan paling dalam tapi arti dari setiap jengkal yang dilewati bersama mereka (pengurus yang merupakan sahabat sekaligus saudara). Kadang tertawa sendiri dan mengerutkan kening menyimak potret dari setiap peristiwa. Begitu rindu dengan semua itu. Terima kasih perjalanan lalu telah memberi aku banyak bekal.