AKU, DUNIA. MIMPIKU

Sekilas Semua Itu Tampak Nyata Namun Penuh dengan Kepalsuan
0

TENTANG MUSIM YANG TELAH TIBA OLEH HALIM BAHRIZ

telah tiba dengan tiba-tiba
pada sebuah perjalanan
suatu musim yang memaksa daun-daun berguguran terlalu cepat
daun-daun yang sebenarnya masih sangat hijau

kemarin lalu, rasanya semua telah kita pasrahkan di pucuk-pucuk prambanan
pada pesta perayaan 31 desember
saat kita, kau dan aku
bagai sepasang kupu-kupu bersayap biru
terbang berkejaran diantara pucuk-pucuk prambanan
menjelmakan prambanan menjadi istana kita
tentu aku adalah pangeran dan kau,
putri kerajaan tetangga yang berhasil kucuri

tapi, pagi ini….
saat mata masih serupa kabut
saat selimut dan dingin pagi masih memperebutkan kita
kenapa kau telah melepas pelukanku?
kau seolah hanya mimpi indah sepanjang malam tadi
lalu, menjelma menjadi kecewaku pagi ini,
sungguh pagi yang kembali biasa.
seperti 2 tahun lalu, saat rasa rindu masih milik ibu.

kenapa dengan cepat kau telah menjadi kenangan?
dan aku,
kau paksa menjadi sebuah kekalahan
bukankah baru tadi malam kau masih memanggilku, Sayang ?
entah kau artikan apa pucuk-pucuk prambanan kita?

kini, tak ada lagi yang melipat baju.
merapikannya dalam tas ransel
sembari mengoceh
yah, meski aku tahu, ocehan-ocehan itu adalah sebuah cinta

kini tak ada lagi yang mengingatkan aku jalan pulang.
kerajaanku ….tempat kusinggah.

aku pergi ke danau,
mengadu pada langit.
bercerita dengan angin
tentang sebuah musim yang datang tiba-tiba

aku lari ke pantai,
ingin ku larung pucuk-pucuk prambanan itu
paling tidak menjadi samar bersama karang
meski aku yakin, ku tetap mampu membedakannya

sebuah musim yang sungguh tiba-tiba
bahkan sangat tiba-tiba

akan kau simpankah pucuk-pucuk prambanan kita? Sayang…

kau adalah prambananku
sama-sama telah menjadi masa lalu
sama-sama mengagumkan
sama-sama tak terlupakan

kini. kau dan aku
seperti ranting patah
kau tetap dipohon
sementara aku bersiap menjadi busuk
bersama tanah, dan air yang akan meleburku

kini, aku hanya sanggup menunggu keajaiban
menitipkan harapan pada bintang yang sebenarnya tak pernah jatuh.

0 komentar:

Posting Komentar